TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menemukan satu pengungsi korban banjir diduga mengalami leptospirosis. Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Kristy Watini, mengatakan petugas kesehatan telah membawa korban tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng.
"Yang kami temukan satu. Orangnya sudah kami bawa ke RSUD Cengkareng," kata Kristy saat ditemui di lokasi pengungsian korban banjir di Rumah Susun Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat, 3 Januari 2020.
Ia menuturkan saat ini pasien yang diduga terjangkit sedang mengalami masa observasi di RSUD Cengkareng. Adapun masa inkubasi leptospirosis membutuhkan waktu satu sampai dua pekan.
"Gejalanya memang sudah mengarah suspek leptospirosis," ucapnya.
Leptospirosis dalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.
Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir.
Selain leptospirosis, menurut Kristy, banyak korban banjir yang datang ke posko kesehatan terserang penyakit saluran nafas, kulit dan diare. Menurut dia, dengan kondisi banjir seperti sekarang ini, penyakit lebih mudah datang.
"Bahkan, ISPA (inspeksi saluran pernapasan akut) berpotensi menular dari satu pengungsi ke yang lain, karena mereka ada dalam satu area."
Kristy mengimbau pengungsi bisa menjaga kebersihan lingkungan mereka untuk mencegah penyakit. Selain itu, kata dia, pengungsi juga mesti menjaga makanan mereka. "Jangan makan sembarangan. Cari yang higienis," ujarnya.
Gerakak Masyarakat Kemenkes (Germas Kemenkes) menjelaskan bahwa tanda-tanda seseorang terinfeksi Leptospirosis termasuk menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, dan demam tinggi. Nyeri otot, hilangnya nafsu makan, hingga mata merah dan iritasi juga menjadi gejala lain yang tak boleh diabaikan.