TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan suami istri, Iskandar dan Maymunah tewas karena kebakaran yang melanda rumah kontrakannya di RT011/RW 03, Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Kamis, 2 Januari 2020 pukul 23.00. Kebakaran diduga terjadi karena mereka menyalakan lilin pasca pemadaman listrik di kawasan yang terkena banjir tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Arie Ardian membenarkan kejadian tersebut. "Betul," saat dikonfirmasi Tempo pada Jumat, 3 Januari 2020.
Arie menjelaskan, kebakaran itu dilihat oleh dua orang saksi yang merupakan tetangga korban. Awalnya Saksi berteriak untuk meminta bantuan ketika api masih kecil. Api yang tiba-tiba membesar dan melahap rumah membuat korban akhirnya tak dapat diselamatkan.
Korban Maymunah meninggal bersama bayi yang sedang dikandungnya. Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.
Arie belum bisa memastikan penyebab rumah kontrakan korban terbakar. "Penyebabnya masih didalami," ujar dia.
Namun, korban diduga menyalakan lilin sebagai alat penerangan karena listrik di daerah tersebut sedang padam saat kebakaran terjadi. Api dari lilin diduga menghanguskan rumah dan penghuninya. Kepala Suku Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Gatot Sulaiman juga mengaku mendapatkan informasi ihwal lilin itu ketika memadamkan api.
"Informasi yang kami dapat seperti itu, karena listrik belum menyala pasca banjir," ujar dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 3 Januari 2020.
Sebelumnya satu keluarga di Jalan Kayu Mas Selatan, Pulogadung, Jakarta Timur tewas pada Kamis 2 Januari 2020 karena diduga menghisap asap genset yang dihidupkan dalam rumah sebagai alat penerangan. Mereka adalah pasangan suami istri Mahmudi, 35 tahun, Ayu Maryana Oktavia (29) dan kedua anaknya SAP (9) dan MK (5).
Kepala Kepolisian Sektor Pulogadung Komisaris Lindang Lumban mengatakan mayat satu keluarga itu pertama kali ditemukan oleh kakak ipar Mahmudi, Imam Jumhari yang tinggal bertetangga dinding. Saksi melihat korban menyalakan genset untuk menerangi kontrakan yang berukuran 3 x 4 meter karena listrik di daerah itu sedang padam.
"Dinyalakan di dalam kamar," ujar Lindang.
Pada hari Kamis pukul, 13.00, saksi datang ke rumah korban untuk memberikan makanan. Saat ke sana, ujar Lindang, saksi melihat genset telah mati. Sementara kondisi para korban dikira sedang tertidur.
Pada malam harinya, saksi kembali datang ke rumah itu yakni pada pukul 23.30. Menurut Lindang, makanan yang dibawa saksi pada siang hari juga belum dimakan. Saksi lantas mencoba memegang kaki korban.
"Ternyata kakinya sudah dingin. Dipanggillah saksi lain, keponakannya, disenter pakai handphone, terlihat sudah keluar darah dari kuping dan mulut korban," kata dia.
Para korban saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Menurut Lindang, tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh para korban.
Pihak PLN memang sengaja melakukan pemadaman listrik di daerah yang terendam banjir. Langkah itu dilakukan agar tidak ada warga yang tersengat aliran listrik. Tercatat lebih dari tiga ribu gardu listik dinonaktifkan pada Rabu 1 Januari 2020 lalu.