TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan terus mencermati peringatan dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG terkait potensi hujan ekstrim hingga 10 Januari 2020.
"Kami akan pantau datanya," kata Anies seusai meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Rumah Susun Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat, 3 Januari 2020.
Anies menuturkan peringatan dini BMKG menjadi informasi yang diterima pemerintah dan akan diteruskan ke warga yang wilayahnya rawan banjir. Bahkan, peringatan dini pada Selasa, 31 Desember lalu, telah dipantau dan diinformasikan ke wilayah-wilayah rawan.
"Dari sana kami akan berikan informasi dini kepada masyarakatnya," ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan Pemerintah Provinsi DKI saat ini sedang berusaha untuk mempercepat banjir surut. Sebab, beberapa lokasi di ibu kota telah tergenang banjir selama tiga hari.
Wilayah yang airnya sudah surut, pemerintah bakal membantu memberikan karbol dan desinfektan untuk membersihkan rumahnya. Warga pun dipersilakan jika ingin kembali ke rumah jika sudah tidak dianggap berisiko.
"Warga bisa kembali ke rumahnya. Tidak ada larangan untuk itu. Apalagi kalau habis banjir," ujarnya. "Masyarakat berkeinginan untuk segera membersihkan."
Anies menuturkan bakal mengantisipasi banjir di Ibu Kota, berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG. Apalagi, kata dia, puncak musim hujan diperkirakan bakal terjadi pada Februari-Maret. "Kami akan berusaha maksimal untuk mencegah dampak banjir di Jakarta," ujarnya.