TEMPO.CO, Jakarta -Seratusan pengungsi korban banjir di Rumah Susun Rawa Buaya, Jakarta Barat, telah terserang sejumlah penyakit.
Kepala Seksi P2P Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Rita Anggraini, mencatat sudah ada 143 pengungsi banjir yang terserang penyakit di Rusun Rawa Buaya, hingga Jumat, 3 Januari 2020.
"Tiga keluhan penyakit terbanyak adalah infeksi saluran nafas, infeksi kulit pyoderma dan Myalgia," kata Rita saat ditemui di Rusun Rawa Buaya.
Menurut dia, korban banjir yang mengungsi memang rentan terkena tiga penyakit tersebut. Sebab, mereka telah terkena air banjir yang kotor dan terkontaminasi bakteri.
"Penyakit ISPA pun berpotensi cepat penularannya karena mereka berada di satu pengungsian," ujarnya.
Rita merinci dari 143 pengungsi yang sakit, kata dia, ada sembilan yang terkena diare akut cair, 27 ISPA, 23 penyakit kulit, enam Gastritis, 39 Myalgia, 11 Hipertensi dan 28 penyakit lainnya.
"Bahkan, di kawasan Duri Kosambi sudah ada yang suspek leptospirosis," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, di Rusun Rawa Buaya masih ada 1.300 pengungsi yang tinggal di sana. Mereka berasal dari wilayah sekitar rusun yang tergenang.
Menurut Anies, lokasi penampungan pengungsi di Rusun Rawa Buaya secara umum fasilitasnya sudah cukup baik. Sebab, warga tidak tinggal di tenda, melainkan di salah satu lantai bangunan rusun tersebut. "Ada beber beberapa lantai yang digunakan untuk warga," ujarnya.
Adapun di Jakarta saat ini tersebar 109 lokasi pengungsian korban banjir. Pemerintah bakal memastikan seluruh kebutuhan mereka sampai kembali ke rumah masing-masing.
"Kami juga sudah siapkan karbol dan disinfektan bagi warga yang mau kembali dan bersih-bersih rumahnya pasca banjir," ujarnya