TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta seolah-olah beradu jurus untuk mengatasi ancaman banjir Jakarta yang tiap tahun menyatroni Ibu Kota.
Banjir Jakarta skala besar atau kecil, yakni dengan normalisasi sungai versus naturalisasi sungai.
Kebijakan dan proyek yang sebenarnya bertujuan sama, menangkal dan mengatasi banjir Jakarta itu lebih sering muncul sebagai polemik dan pertarungan bernuansa politik. Berikut perbandingannya.
Pemerintah Pusat
1. Normalisasi Sungai Ciliwung
Lokasi:
- T.B. Simatupang-Condet
Panjang: 7,55 kilometer
Realisasi: 3,47 kilometer di Pejaten Timur, Tanjung Barat, Gedong.
- Condet-Kalibata
Panjang: 7,55 kilometer
Realisasi: 3,1 kilometer di Rawajati, Pejaten Timur, Cililitan, Balekambang.
- Kalibata-Kampung Melayu
Panjang: 8,82 kilometer
Realisasi: 4,67 kilometer di Kebon Baru, Bidaracina, Cikoko, Pengadegan, Cawang.
- Kampung Melayu-Pintu Air Manggarai
Panjang: 9,74 kilometer
Realisasi: 4,95 kilometer di Bukit Duri, Kampung Melayu.
Teknik:
- Pengembalian lebar sungai menjadi 35-50 meter.
- Menguatkan tubir atau badan sungai yang berfungsi juga sebagai tanggul.
- Membuat sempadan sungai menjadi jalan inspeksi sekitar 6-8 meter.
- Meningkatkan daya tampung aliran air menjadi 570 meter kubik per detik.
- Penataan kawasan sekitar sungai.