TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi telah mengangkat sampah darat pasca banjir seberat 2.000 ton sejak pembersihan 2 Januari 2020. Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Kustantinah, memprediksi proses pembersihan masih akan berlangsung hingga lima hari ke depan.
Sebab, sebut Kustantinah, saat ini masih banyak sampah banjir yang tercecer di rumah-rumah warga dan jalanan. Ia menyebut ada berbagai macam sampah domestik, seperti perkakas rumah tangga yang harus dibersihkan. Upaya mengangkut sampah menjadi lebih berat karena bercampur dengan lumpur. "Sebarannya rata, yang paling banyak di sekitar Kecamatan Jatiasih," kata dia.
Menurut dia, di wilayah Jatiasih ada sekitar tujuh perumahan terendam banjir, seperti Komplek Vila Jatirasa, Pondok Gede Permai, dan Kemang IFI Graha. "Semua personil kebersihan dikerahkan. Ada 1.600 orang, armada 307 juga keluar semua," kata Kustantinah.
Ia menilai kendala lain dari pembersihan sampah banjir adalah jauhnya lokasi pengangkatan ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sumurbatu di Bantargebang. Selain waktu tempuh yang lama, antrean pembuangan juga memakan waktu.
"Ini sampai tanggal 10 (Januari) nanti saja kemungkinan belum selesai, sedangkan tanggap darurat sampai tanggal 7," katanya.
Berdasarkan pengamatan Tempo Ahad sore, sampah banjir di Jalan Kartini, Bekasi Timur masih menumpuk di pinggir jalan. Perlengkapan rumah tangga, seperti sofa, kasur, hingga barang dagangan di sekitar jalan terlihat rusak.
ADI WARSONO