TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat sebanyak sembilan orang tewas dan 3.955 terserang penyakit pada saat banjir maupun pascabanjir parah menerjang wilayah itu. Paling banyak yang melaporkan sakit berada di Komplek PGP, Jatiasih.
"Korban jiwa terakhir itu anak kecil umur 11 tahun yang kita temukan pada saat mereka berenang di sungai, terbawa arus," kata Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto di Bendung Bekasi pada Ahad malam, 5 Januari 2020.
Data dari BPBD Kota Bekasi, sembilan korban tewas pada saat banjir parah. Penyebabnya antara lain 2 anak terbawa arus, serangan jantung dua orang, kebakaran pada saat banjir dua orang, tertimpa tembok runtuh satu orang, terpeleset satu orang, tersengat aliran listrik satu orang.
Adapun korban banjir yang terserang penyakit di posko kesehatan di titik-titik banjir sampai kemarin malam mencapai 3.955, terbanyak di Kompleks PGP mencapai 688 orang. Menurut dia, sejumlah keluhan kepada petugas medis seperti diare, gatal, demam, inspeksi saluran pernafasan akut, hipertensi, luka terbuka akibat terkena beling maupun paku.
"Kami telah meminta bahwa setiap Puskesmas hadir pada titik-titik (lokasi banjir)," kata Tri.
Banjir parah di Kota Bekasi terjadi pada Rabu-Kamis pekan lalu. Sebabnya curah hujan tinggi serta luapan Kali Bekasi. Pemerintah mengidentifikasi banjir menyebar di 93 titik berada di 12 kecamatan. Rumah yang terendam banjir mencapai 104 ribu dengan jumlah orang terdampak mencapai 366 ribu.