TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto membenarkan peringatan prakiraan cuaca yang dibuat oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
Di halaman resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat, DKI Jakarta disebut akan mengalami curah hujan ekstrem hingga 12 Januari 2020 mendatang.
"Banyak yang menanyakan ke saya tentang kebenaran info ini. Saya jawab lugas saja, iya," kata Tri dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Januari 2020.
Tri mengatakan, Tim Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT sejak beberapa hari lalu memperkirakan bahwa tanggal 11 Januari akan terjadi hujan dengan intensitas sangat deras di Jabodetabek. Diperkirakan, curah hujan rata-rata wilayah 50-100 mm.
Sejumlah pria menggunakan kasur tiup saat melewati banjir di Jalan Pedongkelan, Jakarta Utara, Rabu, 1 Desember 2020. Banjir di kawasan tersebut diakibatkan hujan deras dan tersumbatnya saluran air oleh sampah. TEMPO/Ahmad Tri Hawaari
"Tidak akan selebat hujan 31 Desember sampai 1 Januari lalu. Tapi berpotensi mengakibatkan genangan atau banjir di sejumlah titik," kata Tri.
Selain itu, kata Tri, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah meriliis prakiraan cuaca yang menyebut potensi hujan dengan intensitas lebat disertai petir/kilat dan angin kencang sepekan ke depan.
Menyikapi perkembangan prakiraan cuaca tersebut, Tri mengatakan bahwa selama tanggal 10-13 Januari Tim TMC BPPT bekerja sama dengan BNPB, TNI AU, dan BMKG akan melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca siang malam 24 jam.
Menurut dia, operasi dengan terbang malam sangat beresiko tinggi. Menyemai awan malam hari disebut tidak akan mudah. "Mohon doa kepada masyarakat semua agar misi TMC berhasil dan tim TMC selalu sehat dan selamat," ujar Tri terkait peringatan dini prakiraan hujan ekstrem Kedutaan Besar Amerika Serikat.