TEMPO.CO, Jakarta - Juru kampanye Walhi Jakarta, Rehwinda Naibaho mengatakan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum mampu atasi krisis lingkungan hidup di Ibu Kota.
Walhi mencatat ada 17 kebijakan terkait lingkungan yang diterbitkan Anies sejak menjabat pada 2017.
"Artinya kualitas lingkungan hidup setiap tahun mengalami penurunan," ujar Rehwinda saat konferensi pers di kantornya, Mampang Prapatan XIV, Jakarta Selatan pada Rabu, 8 Januari 2020.
Rehwinda mengatakan, pencemaran di Jakarta bakal terus meningkat akibat kebijakan Anies yang belum mampu mengatasi krisis. Pencemaran tersebut terjadi di sungai, udara dan sektor lainnya.
"Di sungai, punya konsep naturalisasi tapi dalam praktiknya masyarakat tidak dilibatkan. Padahal masyarakat yang tahu apa sih masalahnya," kata dia.
Ia berujar, warga Jakarta juga masih mengalami paparan pencemaran udara. Sepanjang 2018-2019, Jakarta beberapa kali menempati peringkat sebagai kota dengan polusi udara tertinggi di dunia.
Rehwinda mengatakan bahwa ruang terbuka hijau atau RTH di Ibu Kota tidak mengalami penambahan.
"Dari kebutuhan 30 persen RTH, sampai hari ini hanya 9,8 persen saja," kata dia.
Selain itu, Walhi juga menyoroti masih terjadinya krisis di Teluk Jakarta yang mengalami penumpukan sampah. Menurut dia, sampah dialirkan oleh 13 aliran sungai yang semuanya berhulu ke teluk Jakarta. Kebanyakan sampah merupakan plastik dan styrofoam. "Per hari, bisa 8,3 ton yang sampai ke Teluk Jakarta," ujar dia.