TEMPO.CO,Tangerang - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengajak pemerintah pusat dan pemerintah daerah Jabodetabek untuk bersama membahas cara mengatasi persoalan banjir yang terjadi di kota penyangga ibu kota saat ini.
"Supaya ada jalan bagi semua daerah yang terdampak banjir.Perlu membahasnya bersama," ujarnya Kamis 9 Januari 2020.
Menurut Zaki, bencana banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek saat ini mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan koordinasi penanganan secara terpadu antara wilayah Jabodetabek dalam proses perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.
Zaki mengatakan curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari hulu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di wilayah Kabupaten Tangerang. Selain itu, berkurangnya daerah resapan air dan degradasi lingkungan penyempitan serta pendangkalan sungai akibat sedimentasi lumpur, sampah dan belum tertatanya irigasi atau normalisasi sungai.
Banjir awal 2020 merendam sejumlah titik di Kabupaten Tangerang. Namun genangan air tidak begitu parah. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang menyebutkab banjir hanya menggenangi 12 persen luas wilayah Kabupaten Tangerang yaitu kecamatan Teluknaga, Kelapa Dua, Kresek, Sepatan Timur, Solear, Pakuhaji, Curug, Pagedangan, Cisoka, Pasar Kemis, Jayanti, Tigaraksa, Jambe, dan Legok. Banjir berdampak pada 5,6 Persen penduduk wilayah itu
Alasan inilah yang membuat pemerintah daerah setempat tidak menaikan status tanggap darurat bencana. " Pemerintah Kabupaten Tangerang bisa menyelesaikan permasalahan banjir," kata Zaki.
Zaki menambahkan, penanganan saat banjir yang dilakukan Kabupaten Tangerang dengan mendirikan tenda darurat, mendirikan posko kesehatan, dapur umum, dan posko pengungsian, pendistribusian logistik seperti makanan cepat saji, obat-obatan, serta logistik lainnya.