TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang Bambang Sapto mengungkap penyebab banjir di wilayahnya. Banjir itu terjadi akibat meluapnya 5 sungai karena curah hujan yang tinggi sejak awal tahun 2020.
"Potensi wilayah Kabupaten Tangerang yang terkena banjir diakibatkan luapan beberapa sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Tangerang," ujar Bambang, Kamis 9 Januari 2020.
Lima sungai yang meluap itu menggenangi pemukiman yang berada di dekat aliran sungai, seperti Sungai Cisadane menggenangi 5 Kecamatan yaitu Curug , Legok, Sepatan, Pakuhaji, Teluknaga.
Sungai Cirarab menggenangi 4 Kecamatan yaitu Legok, Curug, Cikupa dan Pasar Kemis. SUngai Cimanceuri menggenangi 9 Kecamatan yaitu Legok, Tigaraksa, Cikupa, Balaraja, Sukadiri, Jambe, Rajeg, Pagedangan dan Kronjo.
Sungai Cidurian menggenangi 4 Kecamatan yaitu Cisoka, Jayanti, Kresek, Kronjo. Dan Sungai kecamatan Kelapa Dua. "Banjir yang terjadi di Kabupaten Tangerang hanya 12 persen dari total keseluruhan wilayah Kabupaten Tangerang," ujar Bambang.
Dampak dari banjir yang terjadi awal tahun itu menyebabkan rusaknya lahan pertanian dan tambak, daerah pesisir dan pemukiman nelayan, pemukiman penduduk, industri dan pergudangan, fasilitas umum seperti sekolah, jalan, dan fasilitas umum lain nya serta kesehatan masyarakat.
Menurut Bambang, pada saat kejadian banjir, Tim dari Pemerintah Kabupaten Tangerang (BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta OPD lainnya dan Kecamatan) langsung sigap merespon cepat untuk menangani musibah banjir tersebut. "Segera melakukan reaksi cepat tanggap sesuai prosedur."
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menilai bencana banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek saat ini mempunyai keterkaitan yang sangat erat .Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan koordinasi penanganan secara terpadu antara wilayah Jabodetabek dalam proses perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.
Zaki mengatakan curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari hulu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di wilayah Kabupaten Tangerang. Selain itu, berkurangnya daerah resapan air dan degradasi lingkungan penyempitan serta pendangkalan sungai akibat sedimentasi lumpur, sampah dan belum tertatanya irigasi atau normalisasi sungai.
JONIANSYAH HARDJONO