TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menolak rencana kunjungan Presiden Jokowi ke daerah banjir Bekasi. Rencana itu sempat dikemukakan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
"Jangan deh," kata Rahmat di Bekasi, Kamis 9 Januari 2020.
Menurut Rahmat, pemerintah kota ingin fokus menangani dampak banjir dulu, termasuk membersihkan area kota dari sisa-sisa banjir. Sekitar 75 persen wilayah Kota Bekasi terkena dampak banjir yang datang pada awal tahun baru itu.
"Kami lagi evaluasi terus, karena ini kan hampir 75 persen. Makanya sudah berapa hari ini pegawai saya liburin semua, suruh turun. Sampah apa semua, mobil kami tambah, sewa," katanya.
Seorang pemuda menggendong bocah saat akan dievakuasi oleh tim SAR gabungan dari rumahnya yang tergenang banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, 21 April 2016. Sebanyak 1500 rumah terendam banjir kiriman dari Bogor setinggi 3,5 meter. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Hingga hari ini, 9 hari setelah banjir, lumpur dan sampah masih menumpuk di sejumlah permukiman yang terdampak banjir Bekasi. Pemerintah kota mengerahkan seluruh pegawainya untuk kerja bakti pada Senin, 6 Januari 2020.
Para PNS diminta membantu bersih-bersih di lingkungan warga terdampak banjir parah supaya aktivitas warga korban banjir segera pulih. "Karena sudah seharusnya pemerintah hadir untuk masyarakat," kata Rahmat, 6 Januari 2020.
Banjir parah melanda wilayah Kota Bekasi pada Rabu-Kamis lalu. Identifikasi pemerintah titik banjir tersebar di 93 titik dengan ketinggian bervariasi. Ada yang mencapai empat meter lebih. Kondisi terparah berada di Kompleks Pondok Gede Permai, Vila Jatirasa, Kemang IFI, dan sejumlah titik lain.