TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengusulkan relokasi Perumahan Pondok Gede Permai dalam rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Rabu 8 Januari 2019. Perumahan di tepi Kali Bekasi itu terkena dampak banjir terparah, terendam hingga hampir 4 meter.
"Kemarin saya ngomong sama Presiden, Pondok Gede Permai harus direlokasi, dijadikan polder. Tapi kan mereka nggak pernah mau dari 2014, warganya," kata Rahmat Effendi di Bekasi, Kamis 9 Januari 2020.
Usul relokasi itu dilontarkannya guna mengurangi risiko banjir di perumahan itu. Banjir kali ini menurut Rahmat adalah yang terparah dalam sejarah. Air baru surut esok harinya, bahkan ada yang sampai Jumat dini hari, 3 Januari 2019.
"Dalam sejarahnya Bekasi belum pernah seperti ini, banjir merata," kata Rahmat Effendi saat meninjau banjir di Vila Taman Kartini pada 3 Januari lalu.
Warga melintas di depan rumah yang hancur akibat diterjang banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jumat, 3 Januari 2020. Menurut warga banjir tersebut salah satu yang terparah sejak beberapa tahun terakhir. TEMPOHilman Fathurrahman W
Ada dua penyebab banjir Bekasi. Pertama karena curah hujan yang tinggi. Dampaknya banjir di permukiman warga di luar bantaran Kali Bekasi. Kondisinya merata, hampir tersebar di seluruh kecamatan. Sedangkan, banjir kedua disebabkan meluapnya Kali Bekasi karena kiriman air dari Bogor melalui Kali Cikeas dan Cileungsi.
Titik terparah banjir Bekasi berada di Perumahan Pondok Gede Permai, Vila Nusa Indah, dan Kemang IFI, Perumahan di Jalan Kartini, dan perkampungan di Teluk Pucung. Ketinggian di lokasi ini mencapai empat bahkan ada yang lima meter.
Dalam rapat dengan Presiden Jokowi di istana, tak hanya dibahas soal banjir Bekasi melainkan juga banjir Jabodetabek. Selain Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, rapat itu juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Banten Wahidin Halim serta Bupati Bogor Ade Yasin.