TEMPO.CO, Jakarta - Pintu air Manggarai pada Ahad sore, 12 Januari 2020 masih dalam kondisi normal. Sampai pukul 15.00 WIB ketinggian air tercatat 605 sentimeter. "Kondisi masih siaga 4 atau aman," kata Andi Yusuf, petugas pemantau Pintu Air Manggarai saat ditemui di lokasi.
Menurut Andi, ketinggian air tercatat stabil pada angka 605 cm sejak pukul 10.00 WIB. Sementara pukul 07.00-09.00 WIB setinggi 600 cm. Pada pukul 02.00-06.00 WIB, petugas mencatat tinggi air 595 cm. "Pukul 01.00 dini hari tinggi air 595 cm," kata Andi.
Menurut dia, petugas pintu air Manggarai selalu berkoordinasi dengan pemantau tinggi muka air di Bendung Katulampa dan Pintu Air Depok. Berdasarkan data yang ditunjukkan Andi, sejak pukul 01.00-15.00 WIB, tinggi muka air di Bendung Katulampa tercatat stabil di 20 cm dan di Pintu Air Depok setinggi 100 cm.
Manakala terjadi peningkatan muka air, kata Andi, petugas akan berkoordinasi dengan pimpinan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta untuk mengambil langkah selanjutnya. "Langkah yang diambil biasanya soal buka atau tutup pintu air," ucap dia.
Saat Tempo berada di Pintu Air Manggarai, terlihat beberapa alat berat dari UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah mengangkat sampah dari Sungai Ciliwung. Andi menyebut kegiatan itu dilakukan setiap hari.
Tinggi muka air di Pintu Air Manggarai hari ini berbeda jauh dengan saat banjir melanda sebagian besar Ibukota pada 1 Januari 2020. Kala itu, tinggi muka air tercatat mencapai 960 cm. Untuk mengatasi cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung sampai akhir bulan ini, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah langkah.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Muhammad Ridwan mengatakan telah menyiapkan langkah antisipasi hujan ekstrem yang masih berpotensi menerjang ibu kota.
Pemerintah akan terus memonitor peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terkait potensi hujan dan meneruskan secara realtime ke aparatur pemerintah di wilayah dan masyarakat melalui media sosial. "Kami juga akan koordinasi dengan kelurahan rawan banjir terkait edukasi untuk masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah di kali atau saluran air yg dapat menyebabkan penyumbatan saluran air," kata Ridwan.
Pemerintah pun bakal memastikan sistem peringatan dini Automatic Weather Sensor (AWS) dan Disaster Warning System (DWS) yang dipasang di 14 kelurahan rawan banjir berfungsi dengan baik. Selain itu, pemerintah akan terus menyosialisasikan kepada masyarakat untuk melaporkan informasi banjir dan bencana lainnya ke call center Jakarta Siaga 112 dan melalui tombol darurat di aplikasi Jakarta Aman.
ADAM PRIREZA | IMAM HAMDI