TEMPO.CO, Bogor - Korban banjir bandang Sungai Cidurian di Kampung Janglapa, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, mengeluhkan distribusi bantuan yang tidak merata. Mereka mengaku amat minim menerima bantuan hingga 12 hari pasca bencana.
Tak banyak bantuan yang datang dianggap penyebab korban dari masyarakat setempat kesulitan bahan makanan dan mulai terserang penyakit. Padahal di kecamatan lainnya, korban bencana yang sama disebut mendapat perhatian penuh lewat bantuan yang melimpah.
"Kami hanya berharap para dermawan khususnya pemerintah juga memperhatikan kami," ucap Dodi Murdani, 35 tahun, saat ditemui Tempo di kediamannya di Jasinga, Kabupaten Bogor, Ahad 12 Januari 2020.
Dodi menduga keberadaan kampungnya di titik perbatasan tiga wilayah yaitu Kabupaten Bogor, Lebak, dan Tangerang menjadi satu di antara faktor penyebab minim perhatian yang datang. Dia mengatakan ke desa tetangganya yakni kampung Maja, Kecamatan Curug Bitung, Lebak, pernah diisambangi Bupati Iti Octavia.
Tapi kampungnya diaku belum dipijak satu pun pejabat daerah setempat. "Kami pun kadang di beri bahan pangan sama kampung sebelah, itu pun kalau mereka ada bantuan," ucap Dodi.
Selain letak, faktor lain penyebab bantuan belum datang ke Kampung Janglapa, Dodi menyebut, minimnya perhatian karena jumlah permukiman dan penduduk di kampungnya relatif sedikit. Dia mengatakan hanya ada puluhan rumah dengan ratusan jiwa di kampungnya.
Tiga di antara rumah-rumah itu sudah tersapu longsor dan banjir bandang yang terjadi pada awal tahun in. "Mungkin pemangku kebijakan saling lempar, karena jumlah kami sedikit," kata Dodi.
Pantauan Tempo di lapangan bala bantuan sandang dan pangan yang dibawa para relawan dan pemerintah, memang terkesan hanya meliputi Sukajaya, Nanggung dan Cigudeg. Sedangkan untuk Jasinga, wilayah paling barat Kabupaten Bogor tersebut, kurang terpehatikan.
Bahkan di beberapa posko bantuan, Tempo melihat bantuan menumpuk. Pakaian layak pakai yang diberikan pun terkesan dipilih-pilih oleh korban. Selain itu begitu banyaknya bantuan, warga tidak terdampak pun ikut menikmati atau mengambil bantuan yang sejatinya diperuntukan untuk korban.