Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Bandang di Lebak, Polisi Tutup Tambang Emas Ilegal

image-gnews
Personel kepolisian dan TNI berjaga di tempat penambangan emas ilegal yang ditutup di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. Penambangan ilegal yang beroperasi secara ilegal itu menggunakan merkuri dan sianida. ANTARA
Personel kepolisian dan TNI berjaga di tempat penambangan emas ilegal yang ditutup di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. Penambangan ilegal yang beroperasi secara ilegal itu menggunakan merkuri dan sianida. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Serang - Kepolisian Daerah Banten bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penyegelan tambang emas ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Maraknya pertambangan emas tanpa izin diduga menjadi pemicu banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak awal Januari 2020.

Kepala Bidang Humas Polda Banten, Komisaris Besar Edy Sumardi, mengatakan kegiatan patroli yang menyasar penambangan emas illegal merespons instruksi Presiden Joko Widodo. Jokowi sebelumnya menduga keberadaan tambang liar di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebagai penyebab banjir bandang.

“Kami sudah lakukan pemasangan garis polisi di lokasi pertambangan emas ilegal di Cidoyong, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak kemarin,” kata Edy Senin, 13 Januari 2020.

Tak hanya itu, petugas juga mengamankan beberapa orang yang diduga pelaku penambangan ilegal atau gurandil. “Ada beberapa orang yang diamankan oleh Krimsus tapi nanti kami ekspose hasil lidik dari Dirkrimsus. Saat ini masih didalami perannya,” sebut Edy.

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan telah memerintahkan sejumlah dinas terkait untuk melakukan operasi dan inventarisasi di lokasi tambang emas ilegal di kawasan Gunung Halimun Salak. Menurutnya, setelah melihat kerugian yang besar maka yang perlu dilakukan penegakan hukum.

Wahidin menilai penambangan bukan satu-satunya penyebab banjir. Namun penegakan hukum perlu dilakukan bila keberadaan tambang emas ilegal malah memberikan dampak buruk. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi jangan nanti terlampau banyak perdebatan aspek sosial dan ekonomi. Kalau itu penyebab bencana ya sudah sikat saja," tegas Wahidin di Kota Serang Senin, 13 Januari 2020.

Wahidin menyatakan telah meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melakukan penelitian dan menginventarisasi kandungan bahan kimia berbahaya berupa merkuri yang menjadi bahan utama pengolah hasil tambang emas. Sebab merkuri merupakan zat berbahaya yang bisa merusak lingkungan dan manusia bila tidak dikelola dengan benar. 

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk menghentikan aktivitas tambang di taman nasional terutama di wilayah Kabupaten Lebak. Menurut Jokowi, tidak ada toleransi lagi pagi aktivitas tambang emas liar di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak karena dinilai telah merugikan masyarakat dan memicu banjir bandang.

WASIUL ULUM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

2 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Ahli ITB Jelaskan Penyebab Longsor Mematikan di Cipongkor Bandung Barat

Faktor utama pemicu longsor adalah curah hujan yang lebat.


Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

4 hari lalu

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Sembilan Orang Hilang Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Bandung Barat

Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, membuat sejumlah warga hilang dan rumah rusak. Evakuasi masih berlangsung.


Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

4 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Banjir Bandang Sergap Cipongkor Bandung Barat Jelang Tengah Malam

Banjir bandang menyergap Kampung Joglo, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Akibat hujan dengan intensitas tinggi.


Jokowi Soroti Pembalakan Hutan Sebagai Penyebab Banjir Demak

7 hari lalu

Presiden Jokowi setelah meninjau Korban Banjir di SMK Ganesa, Kec. Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Jumat, 22 Maret 2024. Foto Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden
Jokowi Soroti Pembalakan Hutan Sebagai Penyebab Banjir Demak

Jokowi menyarankan pemda melakukan penanaman, penghutanan kembali, hingga pengalihan lahan untuk solusi jangka panjang atasi banjir demak.


Jokowi Tinjau Langsung Banjir Demak pada Pagi Ini

7 hari lalu

Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 22 Maret 2024, untuk kemudian mengunjungi lokasi banjir Demak. Foto Sekretariat Presiden
Jokowi Tinjau Langsung Banjir Demak pada Pagi Ini

Presiden Jokowi meninjau langsung lokasi terdampak banjir di Kabupaten Demak.


Tanggul Jebol dan Banjir Bandang Demak, Jokowi Instruksikan Ini ke Menteri PUPR

7 hari lalu

Foto udara permukiman warga terendam banjir di samping Sungai Wulan yang tanggulnya jebol di permukiman yang terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Tanggul Jebol dan Banjir Bandang Demak, Jokowi Instruksikan Ini ke Menteri PUPR

Jokowi menargetkan penutupan tanggul Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, rampung hari ini.


Banjir dan Tanah Longsor Pesisir Selatan, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang 14 Hari ke Depan

8 hari lalu

Tim SAR melakukan pencarian terhadap korban yang tertimbun longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa, 12 Maret 2024. Pencarian ini sudah memasuki hari ke-6 dengan jumlah korban yang sudah temukan sebanyak 7 dari 10 orang. TEMPO/Fachri Hamzah
Banjir dan Tanah Longsor Pesisir Selatan, Masa Tanggap Darurat Diperpanjang 14 Hari ke Depan

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengaku sudah melakukan banyak hal. Kerugian yang dialami warganya masih didata.


Cerita Masyarakat yang Kehilangan Rumahnya Akibat Banjir Bandang di Pesisir Selatan

14 hari lalu

Isal, warga Nagari Ganting Mudiak Selatan, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, yang kehilangan rumahnya akibat banjir pada Kamis, 7 Maret 2024 lalu. Foto: TEMPO/Fachri Hamzah.
Cerita Masyarakat yang Kehilangan Rumahnya Akibat Banjir Bandang di Pesisir Selatan

Prediksi awal kalau banjir tidak akan besar membuat Isal tidak mempersiapkan apa-apa.


Kampung Langgai Sumatra Barat Masih Terisolir Seminggu Setelah Diterjang Banjir Bandang

14 hari lalu

Warga memanggul karung berisi bantuan untuk korban banjir bandang dan longsor di Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Selasa, 12 Maret 2024. Akses menuju lokasi bencana tersebut yang terputus membuat warga kesulitan mendapatkan bantuan. TEMPO/Fachri Hamzah.
Kampung Langgai Sumatra Barat Masih Terisolir Seminggu Setelah Diterjang Banjir Bandang

Sepanjang jalan menuju Langgai, masih banyak lumpur yang dibawa banjir bertumpuk di depan rumah warga.


Banjir Bandang yang Melumat Kampung di Sumatera Barat, Ini Kesaksian Warga

15 hari lalu

Kondisi rumah masyarakat  di Batu Bala, Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, setelah diterjang banjir pada Kamis 7 Maret 2024.  TEMPO/Fachri Hamzah
Banjir Bandang yang Melumat Kampung di Sumatera Barat, Ini Kesaksian Warga

Banjir bandang dan tanah longsor tak hanya terjadi di Ganting Mudiak Utara maupun di Kabupaten Pesisir Selatan, tapi lokasi ini menjadi yang terparah.