TEMPO.CO, Jakarta -Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang akrab disapa Risma digadang-gadang maju Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta pada 2022. Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyatakan siap menjalankan perintah partai, jika keputusannya mencalonkan Risma.
Ketua DPRD DKI itu mengatakan keputusan tokoh yang bakal maju pada Pilkada DKI 2022 adalah kewenangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Siapa pun calon PDIP kami kalau perintah partai tegak lurus terhadap instruksi partai," kata Prasetio di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin, 13 Januari 2020.
Edi kembali menegaskan akan patuh kepada terhadap instruksi partai jika memang Partai Banteng mengajukan Risma dalam Pilkada DKI mendatang. "Dia kader PDIP. Kalau itu putusannya ya kami laksanakan," ucapnya."
Namun ia belum bisa menilai sosok Risma. Ia membandingkan dengan sosok Presiden Joko Widodo yang juga dulunya tidak disiapkan menjadi Gubernur DKI. "Pak Jokowi dulu gak dikhususkan menjadi gubernur. Karena perintah partai saya laksanakan. Karena saya ini petugas partai."
Sama halnya dengan Jokowi, kata dia, Risma juga bisa maju pada Pilkada DKI tanpa melalui fit and proper rest. Sebab, Risma merupakan kader partai yang telah terlihat kinerjanya. "Dulu kan Jokowi kader partai. Tidak perlu di-fit and proper karena sudah jadi Wali Kota Solo. Kami sebagai petugas partai laksanakan. Semua kader partai kami baik-baik," tuturnya.
Baca Juga:
Sebelumnya Risma mengaku tidak bernafsu terhadap kekuasaan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Hal itu dikatakannya usai meninjau pameran rempah dalam rangkaian Rakernas I dan HUT Ke-47 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu 11 Januari 2020. Menurut Risma, dirinya belakangan ini kerap ditanyai oleh berbagai orang terkait dengan langkah selanjutnya setelah menjabat Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Risma pun memilih untuk menyerahkannya kepada takdir dari Yang Maha Kuasa. "Nanti itu. Tuhan akan mengatur jalan hidup saya. Semua saya serahkan kepada Tuhan. Karena saya sampaikan, saya tidak mau kemudian, saya punya nafsu, mohon maaf di dalamnya ada nafsu kekuasaan. Itu yang saya tidak mau karena itu berat. Makanya, saya enggak mau mikir siapa pun yang minta saya."