TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Balaikota, Kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, akan digeruduk dua kelompok massa pada Selasa siang 14 Januari 2020. Kelompok yang pro dan kontra terhadap Anies terkait banjir di Jakarta itu akan saling berhadapan.
Menghadapi potensi bentrokan , Kepolisian Daerah Metro Jaya berencana melakukan penyekatan kedua kelompok massa.
"Kami pasang barrier yang agak tinggi dan juga tengah-tengah dipasang rantis (kendaraan taktis). Ini upaya kami untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa, 14 Januari 2020.
Penyekatan ini mulai dilakukan polisi di depan Balai Kota sejak pukul 08.00 WIB. Selain itu, Yusri mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kedua kubu soal konsep demonstrasi, yang hasilnya massa tidak akan ada berorasi.
"Kegiatannya pun tidak terlalu lama, bukan bentuk orasi tapi konpers di depan gedung Balai Kota," kata Yusri.
Pagi ini, massa pro dan kontra Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar aksi di depan Balai Kota. Aksi mereka menyoroti soal penanganan banjir di awal 2020.
"Aksi Jakarta bergerak," kata Sisca Rumondor dari gerakan Suara Rakyat Bersatu yang kontra dengan Anies kemarin.
Adapun massa pro Gubernur Anies Baswedan juga telah menyebar poster ajakan aksi di depan Balai Kota. "Siaap Kawal dan Bela Gubernur Pilihan Rakyat!!" Poster itu menyebut nama Militan Anies Baswedan.
Organisasi Masyarakat Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) mengaku akan turun juga di Balai Kota mendukung Anies. Ketua Umum Bang Japar, Fahira Idris, mengatakan pihaknya bakal datang ke Balai Kota DKI untuk memberi dukungan kepada Anies dan Pemprov DKI Jakarta agar terus fokus menangani banjir.
"Kami dukung gubernur untuk terus melanjutkan program-program penanggulangan banjir," kata dia kemarin.