TEMPO.CO, Jakarta -Terkait pengendalian banjir kawasan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Kementerian PUPR mencatat 15 situ hilang di kawasan Jabodetabek setelah diinvetarisasi usai diserahkan oleh pemerintah daerah.
"15 situ tidak ada, tidak ditemukan," ujar Kepala BBWS Ciliwung Cisadane Bambang Hidayat saat ditemui di Salemba UI, Jakarta Timur, Rabu 15 Januari 2020.
Bambang mengatakan 15 situ tersebut kemungkinan sudah mengalami sendimen hingga menjadi daratan, yang kemudian dialihfungsikan oleh masyarakat sekitar menjadi area pertanian.
Menurut Bambang, selama ini situ tersebut juga tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah sebelumnya, sehingga banyak situ yang tidak ditemukan. Padahal kata Bambang, dari data situ yang diserahkan oleh pemerintah daerah Jabodetabek mencapa 206 situ.
Selain itu kata Bambang, saat Kementerian PUPR mendapatkan data dari pemerintah daerah banyak situ yang tidak memiliki peta kondisi dan titik kordinat. "Data yang kami terima juga banyak yang tidak lengkap," ujarnya.
Padahal kata Bambang keberadaan situ bisa membantu pengendalian banjir, terutama situ yang berada di bagian hulu.
"Jadi kami ingin mempertahankan situ ini unntuk membantu pengendalian banjir di Jabodetabek," ujarnya.
Bambang mengatakan Kementerian PUPR berencana akan merevitalisasi situ di Jabodetabek yang telah diidetifikasi. Saat ini pihaknya masih mengiventarisasi situ tersebut dengan melakukan pengukuran dan pematokan lokasi.
Di seminar bertajuk “Sinergitas Stakeholder dalam Pengelolaan Banjir di Kawasan Jabodetabek” di UI Salemba tersebut, Wali Kota Depok Muhammad Idris Abdul Somad mengakui ada situ yang hilang dan dialihfungsikan oleh warga. "Ada yang dijadikan perumahan," ujarnya.