TEMPO.CO, Jakarta - Pengunjung Monumen Nasional atau Monas akan menjumpai pemandangan yang tak lazim. Kumpulan pepohonan yang berdiri berpuluh-puluh tahun di kawasan Taman Monas, Jakarta Pusat kini hilang.
Demi revitalisasi sebanyak 190 pohon dirobohkan dan sebagian besar sudah dilapisi beton. Walhasil, pemandangan yang kini terlihat hanya ada sejumlah pekerja proyek dan belasan mobil pengaduk semen. Kondisi tersebut membuat kawasan Monas yang dulu terasa rindang kini menjadi gersang.
Kepala Unit Pengelola Monas, Muhamad Isa Sarnuri, menyatakan Monas akan tetap menjadi kawasan hijau saat revitalisasi selesai. Ia menyebutkan di jalur hijau tersebut nanti akan dibangun plaza selatan, kolam air, revitalisasi tugu, dan tapak kawasan.
Pengelola Monas menebang pohon untuk revitalisasi di kawasan Monas. Twitter/@trotoarian
Menurut Sarnuri, revitalisasi Monas merupakan lanjutan dari proyek yang disayembarakan pada 2018. Tempo mencatat pada spanduk pemberitahuan revitalisasi yang dipasang di depan proyek dituliskan kawasan tersebut akan dinamai Plaza Selatan dengan konsep ruang terbuka hijau.
Sejumlah fasilitas publik pun bakal dibangun. Mulai dari lokasi upacara dan parade. Monas nanti akan dilengkapi dengan tempat duduk semi teater hingga kolam air dengan teknologi pencahayaan pada malam hari.
Upaya revitalisasi sempat mendapat kritik dari Koalisi Pejalan Kaki. Lewat akun Twitter @trotoarian, koalisi mengunggah foto kawasan selatan Monas yang sudah gundul. "Ketika kota-kota besar di belahan dunia berlomba menanam pohon sebanyak-banyaknya, di Jakarta, Monas pohonnya mulai ditebangi untuk revitalisasi Monas," cuit koalisi.
Koalisi mengaku tidak anti dengan pembangunan namun tetap harus mengutamakan lingkungan. "Kami tidak anti pembangunan yang kami sayangkan cara membangunnya. Pohon memiliki manfaat besar, tidak seharusnya ditebang."
TAUFIQ SIDDIQ