TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI segera menerjunkan tim untuk mencari tahu alasan SN, siswi SMP Negeri di Ciracas, Jakarta Timur, yang tewas karena lompat dari lantai 4 sekolahannya. Dari hasil pemeriksaan sementara, KPAI menemukan fakta bahwa SN tidak dirisak oleh temannya.
"Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang sudah berkoordinasi dengan Sudin Pendidikan Jakarta Timur dan pihak sekolah menyatakan Ananda (SN) tidak di-bully di sekolah," ujar Komisoner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulisnya, Senin, 20 Januari 2020.
Retno mengatakan fakta ini bertentangan dengan postingan korban di media sosial yang menyatakan menjadi korban perisakan. Retno menjelaskan KPAI sampai saat ini masih mencari tahu alasan pasti SN melakukan aksi nekat itu.
"KPAI akan mendalami hal ini karena selama peserta didik berada di sekolah, maka sekolah wajib melakukan perlindungan anak," ujar Retno.
Aksi SN melompat dari lantai 4 sekolahnya terjadi pada Selasa sore, 14 Januari 2020. Akibat tindakannya itu, ia mengalami luka parah dan sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Namun setelah dua hari mendapatkan perawatan intensif, nyawa SN tak tertolong. Sekolah melaporkan aksi bunuh diri itu ke kepolisian setelah SN tewas.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo mengatakan penyidik baru memeriksa 3 orang saksi dari guru dan penjaga sekolah setelah laporan diterima oleh pihaknya. Sampai saat ini, Hery menduga kasus ini adalah murni bunuh diri. "Ada indikasi yang bersangkutan melakukan bunuh diri," kata Hery.