TEMPO.CO, Depok – Sebanyak 8.838 rumah di Kota Depok tidak memiliki septic tank atau pembuangan limbah WC hingga hari ini. Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok mencatat warga yang tidak memiliki septic tank ini merata hampir di seluruh kecamatan di wilayahnya.
Kepala Seksi Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Air Limbah Domestik Indra Kusuma Cahyadi mengatakan data itu dikumpulkan dari masing-masing kelurahan.
“Dari data hasil pengumpulan kader di masing-masing kelurahan, itu tersebar di Kota Depok,” kata Indra kepada Tempo, Rabu 22 Januari 2020.
Indra mengatakan, dari total itu terbanyak warga yang tidak miliki septic tank adalah di Kelurahan Depok, lokasi yang hanya berjarak beberapa kilometer dari pusat pemerintahan Kota Depok.
“Di kelurahan Depok ada 1125 kepala keluarga yang tidak miliki septic tank,” kata Indra.
Dinas Perumahan menggalakkan pembangunan septic tank sebagai tempat pembuangan limbah wc tersebut. “Sesuai janji wali kota, per tahun akan membuat 1000 septic tank. Tahun 2019 sudah terbangun 1121 septic tank. Tahun ini ada 1012 septic tank yang akan dibuat,” kata Indra.
Indra mengatakan, kurang lebih ada Rp 10 miliar yang digelontorkan untuk pembangunan septic tank pada tahun ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok, Dudi Miraz menargetkan, persoalan ketidaktersediaan septic tank di masyarakat dapat dientaskan di tahun 2024.
“Jangka pendek ini kita minta bantuan ke provinsi, dengan tidak lupa melalui APBD yang ada. Makanya ini kita dorong ke Pemprov Jabar minimal bisa diajukan di 2020 perubahan dan di 2021 melalui APBD murni.” kata Dudi.
Dudi mengatakan, total anggaran yang diajukan, mencapai Rp 3,6 miliar dengan sistem pembuatan secara komunal. Nantinya satu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau septic tank diperkirakan menelan biaya Rp 600 juta.
“Jadi nanti satu IPAL komunal bisa sampai 35-40 KK, dengan angka satu IPAL Rp 600 juta untuk tahun sekarang,” katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok, Dudi Miraz yang tak memiliki septic tank adalah masyarakat dengan ekonomi rendah. Selama ini, mereka membuang limbah tersebut ke sembarang tempat. “Jadi selama ini mereka buang air besar di saluran air, ke sungai, kadang-kadang bikin situ atau rawa kecil. Nah nanti konsepnya pipa komunal dialirkan ke masing-masing rumah dengan satu septic tank,” kata Dudi.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA