TEMPO.CO, Jakarta - Atasi masalah Depok macet, pemerintah kota berencana membangun transportasi berbasis rel kereta. Pemkot Depok ingin membuat 4 jalur koridor yang terhubung dengan LRT dan MRT karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.
"Wacana ini ilmiah karena berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh para pakari," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, Kamis 30 Januari 2020.
Idris mengatakan, Pemkot Depok hanya mengeluarkan dan mengambil kebijakan kalau memang secara ilmiah bisa dilakukan. Untuk mendukung wacana itu, dia telah menemui Kemenhub dan berdiskusi terkait transportasi berbasis rel tersebut.
"Sebenarnya saya bertemu dengan Sekjen Kemenhub terkait dengan masalah transportasi dan lalu lintas. Namun pada saat yang sama saya ajukan studi kelayakan transportasi berbasis rel untuk dikaji," katanya.
Menurut Idris, dalam studi kelayakan transportasi rel yang disusun oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, akan dibangun empat jalur koridor yang nanti terhubung dengan moda transportasi lainnya. Pembangunan 4 koridor ini diharap menjadi solusi masalah Depok macet.
Keempat koridor tersebut, yakni koridor 1 sepanjang 10,8 km yang dimulai dari Transit Oriented Development (TOD) Pondok Cina sampai Stasiun LRT Cibubur. Koridor 2 sepanjang 16,7 km dari TOD Depok Baru sampai Cinere dan diharapkan dapat terkoneksi dengan stasiun MRT Lebak Bulus.
Koridor 3 sepanjang 10,7 km mulai dari TOD Depok Baru sampai Bojongsari dan koridor 4 sepanjang 13,8 km mulai dari TOD Depok Baru sampai TOD Gunung Putri.
Idris berharap proyek pembangunan transportasi berbasis rel ini bisa ditetapkan menjadi Proyek Strategi Nasional (PSN) serta direalisasikan serta bisa mendapatkan pendampingan dari Kemenhub. Dikatakannya gagasan, usulan produktif, dan saran-saran disampaikan secara dialogis antara Pemkot Depok dengan pihak Kemenhub dan stakeholdernya. Diharapkan, proyek ini bisa menghasilkan sebuah solusi dalam menyelesaikan persoalan kemacetan di Depok.