TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua Akseyna Ahad Dori, Mardoto mengaku telah mendengar kabar terkait upaya penyelidikan kembali kasus kematian sang anak.
“Saya sudah dengar, tahunya dari rekan-rekan jurnalis,” kata Mardoto saat dikonfirmasi Tempo, Selasa 4 Februari 2020.
Mardoto pun tidak mempermasalahkan hal itu, namun ia berharap pihak kepolisian bekerja dengan sangat baik dan menemukan titik terang penyebab kematian putra keduanya itu.
“Bagi kami, ada progres positif, yang mengarah pada terkuaknya siapa pelakunya,” kata Mardoto.
Mardoto mengatakan, selama lima tahun ke belakang komunikasi pihak keluarga dengan kepolisian hanya sampai tahun 2018.
“Komunikasi mulai terjadinya kasus tahun 2015 sampai dengan tahun 2018, setelah itu tidak ada,” kata Mardoto.
Sebelumnya, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengatakan, Polres Metro Depok mengangkat lagi dugaan penyebab kematian Akseyna Ahad Dori.
“TKP pun sudah diolah kembali oleh Kapolres Kombes Azis Andriansyah hari ini, penyidik masih lakukan upaya penyelidikan," kata Asep di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 3 Februari 2020.
Namun, hal itu segera dibantah oleh Kapolres Metro Depok, Komisaris Besar Azis Andriansyah, “Nggak ada, entah siapa yang buat berita,” singkat Azis
Akseyna Ahad Dori merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Ia ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada Kamis, 26 Maret 2015 silam.
Polisi awalnya menyimpulkan, mahasiswa angkatan 2013 itu tewas bunuh diri. Namun belakangan kesimpulan itu diragukan karena ada sejumlah bukti yang mengindikasikan Akseyna dibunuh. Sayangnya polisi belum bisa membuktikan dugaan itu.