TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah II Tangerang Selatan. Kerja sama tersebut dalam rangka pemanfaatan informasi dan peringatan dini untuk mendukung keselamatan dan kelancaran operasional MRT.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kerja sama tak sebatas teknis saja namun juga sebagai media inovasi. "Kami memandang sangat penting, tidak hanya sebatas menjaga safety di MRT, tetapi justru menjadi suatu media untuk learning and innovation," ujar Dwikora di kantor PT MRT Jakarta, pada Rabu, 5 Februari 2020.
Dwikora menjelaskan dalam menyajikan data saat ini BMKG sedang berinovasi dengan menggunakan satelit dan radar. Penggabungan satelit dan radar ini menghasilkan resolusi hingga 3 km persegi dan pada kondisi khusus 1 km persegi. "Akurasi kami adalah 85 persen," ujarnya.
Lebih jauh, dia mengatakan, saat ini BMKG sedang melakukan investasi sebesar US$ 150 juta untuk melakukan pengembangan guna mendapat resolusi yang lebih tajam lagi.
Sementara itu, Direktur Umum PT MRT Jakarta, William Sabandar, berharap pelayanan MRT akan berjalan lebih baik dengan adanya kerja sama ini. "Jadi kami ingin mendapatkan data yang lebih dini dan yang lebih valid tentang gejala-gejala alam yang kemungkinan berdampak terhadap safety, security, dan layanan dari MRT Jakarta," ujar William.
William menambahkan kerja sama dengan BMKG tidak hanya dilakukan pada saat pengoperasian MRT saja namun juga pada tahap perencanaan dan konstruksi MRT Jakarta. Menurut dia, BMKG akan memperhitungkan gejala-gejala alam, sehingga MRT dapat melakukan antisipasi dini dan perencanaan konstruksi yang baik. "Apalagi sekarang PUPR juga sedang menyiapkan sebuah manual penyiapan terowongan, khusus untuk konstruksi MRT," kata dia.
KIKI ASTARI | ADITYA BUDIMAN