TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menyebut harus ada solusi atas kehidupan seniman ondel-ondel yang tak diizinkan lagi mengamen di Jakarta.
Suhaimi mengharapkan, pemerintah DKI Jakarta melakukan pembinaan serius kepada para pengamen ondel-ondel.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga sepakat apabila ada alokasi anggaran untuk meningkatkan performa kesenian ondel-ondel.
"Agar seniman-seniman Betawi khususnya ondel-ondel mendapatkan apresiasi atas rasa seni dan juga keberlangsungan hidup untuk menopang ekonomi keluarga, termasuk pelestarian budaya," kata Suhaimi dalam keterangan tertulisnya, Selasa malam, 11 Februari 2020.
Menurut dia, banyak juga seniman ondel-ondel yang berasal dari daerah penyangga Ibu Kota. Karena itu, Suhaimi berpendapat, pemerintah DKI perlu bekerja sama dengan pemerintah kota atau kabupaten lain guna membina para seniman ini.
Misalnya dengan melakukan pendataan dan kerja sama dalam hal melestarikan kesenian ondel-ondel ke depannya. Komunikasi antar pemerintah pun, dia melanjutkan, harus berjalan. Tujuannya agar penampilan ondel-ondel tak mengganggu keindahan kota dan ketertiban umum.
"Masalah ini harus diurus bersama-sama agar kesenian Betawi tetap terjaga dan lestari," ucap Suhaimi.
Sebelumnya, pemerintah DKI dan DPRD Jakarta kompak akan melarang ondel-ondel diarak keluar-masuk gang. Kepala Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, menyebut eksekutif dan Komisi E DPRD sepakat merevisi Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi untuk melarang pengamen ondel-ondel.
Ketua Komisi E DPRD DKI Iman Satria mengaku merasa miris melihat boneka raksasa ikon Betawi itu digunakan untuk minta-minta duit. Mengemis, dia melanjutkan, tidak selaras dengan khitah ondel-ondel sebagai unsur budaya yang megah.
LANI DIANA | INGE KLARA SAFITRI