TEMPO.CO, Jakarta - Trotoar di sekitar Stasiun Tanah Abang mulai dibersihkan dari lapak pedagang kaki lima (PKL). Para pelapak itu selanjutnya dipindahkan ke lokasi binaan di Pasar Pisang Palmerah, Jakarta Barat, dan Cempaka Sari, Kemayoran, Jakarta Pusat. "Akhir Februari ini semua harus pindah, sudah kami sosialisasikan juga," ujar Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi, Selasa, 11 Februari 2020.
Pemindahan pedagang kaki lima itu merupakan salah satu langkah untuk menata Stasiun Tanah Abang yang akan dijadikan kawasan transit oriented development (TOD). Tempat itu disiapkan untuk menerapkan sistem integrasi sejumlah moda transportasi di Ibu Kota. Sehingga pengguna KRL yang turun di Stasiun Tanah Abang, bisa melanjutkan perjalanan menggunakan Transjakarta, Jak Lingko, atau transportasi online.
Menurut Irwandi, lapak-lapak pedagang di Jalan Jatibaru Bengkel dan Jalan Taman Jatibaru juga akan dibongkar. Sudah disediakan tempat baru di Blok F Pasar Tanah Abang untuk PKL. “Bekas rumah dinas camat di kawasan stasiun juga bakal dibebaskan,” katanya. ”Saat ini masih proses di Badan Aset.”
Kemarin, dua alat berat terlihat dioperasikan untuk meratakan tanah di dekat jalur masuk pejalan kaki Stasiun Tanah Abang. Tidak ada lapak PKL yang terlihat di sekitar tempat itu. Padahal sebelumnya trotoar di sana selalu dipenuhi pedagang.
Sementara di Jalan Jatibaru Bengkel tampak pemandangan berbeda. Lapak pedagang kaki lima masih berjejer di sepanjang trotoar. "Kami dikasih waktu (berjualan) sampai akhir bulan," ujar Fauzi, 38 tahun, pedagang di Jalan Jatibaru Bengkel.
Fauzi mengatakan sudah mengetahui rencana pemerintah untuk memindahkan pedagang ke Blok F Pasar Tanah Abang. Dia tidak memiliki pilihan selain mengikuti rencana pemerintah itu. Namun ia berharap agar pemerintah membuat program untuk menarik perhatian masyarakat agar tertarik berkunjung ke Blok F. “Agar dagangan kami ada yang beli,” katanya.
INGE KLARA SAFITRI