Alat tersebut, kata Satriadi, merupakan satu paket pemadam kebakaran yang terdiri dari dua hingga tiga alat robotik sampai peralatan "rescue" dalam satu unit mobil yang mampu memadamkan api dengan menyemburkan air lewat kendali operator dari jarak jauh. "Jadi dalam satu mobil itu ada berapa robotik dan ada peralatan rescue lainnya, dia paket, makanya mahal," ujar dia.
Di tahun-tahun berikutnya, Satriadi mengatakan akan melihat terlebih dahulu kebutuhannya seperti apa, terlebih dengan adanya sistem transportasi massal baru berupa Light Rail Transit atau LRT dan Masa Rapid Transit atau MRT.
"Dilihat dulu kebutuhannya, kami kan belajar ke Singapura, apa sih yang diperlukan dengan adanya LRT, MRT, kan tantangan nih, berarti di sana harus punya kendaraan pengurai, kami harus memiliki itu, standardisasinya itu kan harus ada. Perkotaan yang memiliki LRT, MRT, kan tantangan bagi pemadam nih, berarti harus diperlukan juga unit-unit yang mendukung itu apabila terjadi kecelakaan atau kebakaran," ucap Satriadi.
Sebelumnya, untuk mengantisipasi keamanan sistem transportasi di Jakarta, khususnya LRT dan MRT, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta saat ini tengah mengujicobakan robot pemadam kebakaran. Robot Dok-ing MVF-U3 asal Kroasia tersebut sudah datang ke Jakarta sejak 6 Februari 2020 ini dengan penganggaran tahun 2019.
Dilihat dari akun Instagram Dinas PKP DKI Jakarta, @humasjakfire, robot tersebut berbentuk mobil berwarna merah dengan memiliki alat penyemprot air untuk memadamkan api yang berdasarkan situs LPSE DKI Jakarta, harga robot tersebut Rp 37,4 miliar. Saat ini robot Pemadam Kebakaran itu disimpan di Pusat Diklat dan SAR Dinas PKP DKI Jakarta, Ciracas Jakarta Timur.