TEMPO.CO, Jakarta - Rekomendasi penggunaan kawasan Monas untuk sirkuit Formula E seperti tercantum dalam surat Anies Baswedan kepada Mensesneg dituding telah dipalsukan . Tudingan muncul setelah Tim Ahli Cagar Budaya protes nama mereka dicatut dalam surat tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Prasetio Edi Marsudi menduga Anies dan jajarannya memalsukan persetujuan Tim Ahli Cagar Budaya demi mendapatkan izin Kementerian Sekretariat Negara selaku Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.
“Kami melihat ada manipulasi, seakan-akan Ketua Tim Cagar Budaya mengiyakan,” ujar Prasetio di Sekretariat Negara, Kamis kemarin.
Prasetio menyatakan menyesal telah memberikan persetujuan anggaran daerah kepada pemerintah DKI untuk merevitalisasi Monas. Ia mengira pemugaran itu bertujuan mempercantik ruang hijau 80 hektare tersebut. Nyatanya, dia menambahkan, proyek itu bagian dari persiapan menggelar Formula E di Monas.
“Setelah saya lihat gambar desain, akan dikasih karpet dan diaspal. Kok, jadi seperti ini?” ujar dia.
Prasetio tidak menolak penyelenggaraan balap mobil listrik sebagai bagian dari kampanye transportasi ramah lingkungan. Namun dia meminta pemerintah DKI membuat lintasan di lokasi lain. Contohnya, kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara. “Sama-sama butuh perbaikan tempat dan masih ada waktu,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dewan akan memanggil Anies untuk dimintai keterangan mengenai dugaan manipulasi rekomendasi dari Tim Cagar Budaya itu. Jika pemerintah DKI tak terbuka dan kooperatif, Prasetio menambahkan, Kebon Sirih tidak akan mengesahkan anggaran daerah untuk penyelenggaraan Formula E—yang terikat kontrak lima tahun—pada 2021. “Kalau dia (Anies) keras, saya juga akan keras,” ujar dia.
Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Jakarta Ida Mahmudah menilai pemerintah DKI telah membohongi masyarakat dengan mengaku-aku telah memiliki rekomendasi dari Tim Cagar Budaya. “Sudahlah, pemerintah DKI enggak usah banyak bohong,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Masalah rekomendasi tersebut mencuat setelah Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Mundardjito membantah telah memberikan rekomendasi untuk menggunakan Monas sebagai bagian dari sirkuit Formula E. Kepada Tempo, Mundardjito menyatakan pernah dimintai pendapat oleh Pemprov DKI Jakarta soal tersebut namun justru menolak penggunaan Monas untuk ajang balap jet darat listrik tersebut.
"Kami tidak merekomendasikan itu," ujar Mundardjito Rabu kemarin. “Karena ada nilai sejarah penting di sana.”
Anies sendiri secara jelas menyatakan telah mendapatkan rekomendasi dari Mundardjito cs dalam suratnya kepada Mensesneg.
"Dalam rangka menjaga fungsi kelestarian Iingkungan dan cagar budaya di kawasan Medan Merdeka dalam pelaksanaannya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memperoleh rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta," tulis Anies dalam surat resmi benomor 61/-1/857.23 yang ditujukan kepada Menteri Sekretariat Negara sekaligus Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka, pada Selasa, 11 Februari 2020.
Dimintai tanggapan soal ini, Anies Baswedan bungkam. Dia hanya menyatakan mengapresiasi Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Monas yang akhirnya mengizinkan penggunaan kawasan tersebut sebagai bagian dari lintasan balapan Formula E.
"Kan tadi sudah sama Dinas Kebudayaan," kata Anies di Balai Kota DKI, Kamis, 13 Februari 2020. "Gini saja, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Komrah yang telah memberikan persetujuan sehingga formula E bisa dilaksanakan di kawasan Monumen Nasional," ujarnya.