TEMPO.CO, Jakarta - Camat Mampang Prapatan, Djaharuddin mengatakan belum menerima berita acara pemeriksaan atau BAP dari kepolisian terkait robohnya rumah kos tiga lantai di Jalan Bangka Barat IV, Pela Mampang, Jakarta Selatan.
Menurut Djaharuddin saat dikonfirmasi Minggu, BAP dari kepolisian diperlukan untuk menindaklanjuti soal pembangunan rumah kos tiga lantai yang tidak mengantongi izin mendirikan bangunan.
"Kalau memang hasil pemeriksaan itu jelas tidak ada IMB, berarti kami akan melakukan minimal kerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan monitoring dan penyisiran," kata Djaharuddin.
Ia mengatakan bagi bangunan yang tidak mengantongi izin lalu roboh tidak menjadi persoalan. Namun rumah kos tiga lantai tersebut sudah ditempati sehingga penyelesaianya cukup berat.
Tapi, lanjut dia, beruntung dalam peristiwa tersebut tidak ada warga atau penghuninya yang menjadi korban, seluruh penghuni berhasil keluar dengan selamat.
Menurut dia, tindak lanjut rumah tidak memiliki izin dan belum ditempati penghuninya maka urusan pengawasan ada di Dinas Citata. "Tapi kalau sudah terisi tidak ada IMB nah itu memang diserahkan kepada pihak perangkat wali kota, lurah dan camat," katanya.
Langkah ke depan, lanjut Djaharuddin adalah menyosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengurus IMB. Selain IMB, penting pula membangun bangunan dengan struktur yang kuat dan memenuhi standar. "Kalau memang dimungkinkan dibuatkan IMB tapi harus dengan struktur yang memenuhi standar," kata Djaharuddin.
Kondisi saat ini, tim Petugas Penyedia Saran Prasarana Umum dari Kecamatan Mampang Prapatan telah melakukan evakuasi material bangunan indekos yang roboh.
Kecamatan mengerahkan 100 pasukan oranye untuk membongkar material dan mengevakuasi barang-barang milik penghuni yang masih bisa diselamatkan.
Rumah kos tiga lantai terdiri atas 22 kamar roboh di Jalan Bangka Barat IV Sabtu, 8 Februari 2020, peristiwa itu terjadi pukul 05.10 WIB. Total ada 19 kamar yang terisi, seluruh penghuni berhasil keluar menyelamatkan diri sebelum indekos roboh menimpa tiga rumah warga lainnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tapi dua orang penghuni mengalami luka ringan pada saat mencoba menyelamatkan diri. Menurut pemilik rumah kos Abdulah, 45 tahun, bangunan tersebut dibangun tahun 2015, dihuni sekitar 19 pintu.
Ia mengatakan pada lantai tiga bangunan terdapat dak tempat menaruh toren air, satu toren isi 1.500 liter dan 500 liter. "Mungkin karena hujan, apalagi di dak itu ada air tampungan juga yang tidak mengalir salurannya, ditambah ada sampah dibawa anak-anak yang suka nongkrong di sana, karena juga bangunan jadi rapuh," kata Abdullah.
Ia menyebutkan, rumah kos roboh mulai dari lantai tiga, lalu lantai dua. Sedangkan lantai pertama masih berdiri.