TEMPO.CO, Jakarta - Staf Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terpecah menjadi dua kubu setelah mencuat perkara suap reklamasi Teluk Jakarta dan laporan Majalah Tempo soal dugaan aliran dana ke Teman Ahok pada Juni 2016. Ahok menyebut satu kubu ada di pihaknya. Sementara satu kubu lagi ikut eks kaki tangan Ahok, Sunny Tanuwidjaja.
"Pecah, udah kayak musuh-musuhan," kata Ahok kepada tim Majalah Tempo, Rabu, 12 Februari 2020.
Mereka yang merapat ke kubu Sunny Tanuwidjaja adalah Michael Sianipar, Rian Ernest, dan Idris Ahmad. Ketiganya bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang didirikan Sunny. Sunny kini menjabat Ketua Dewan Pembina PSI. Anggota staf lain yang tetap bersama Ahok adalah Sakti Budiono. Sementara Ima Mahdiah mengikuti Ahok di PDIP.
Laporan Majalah Tempo mengungkap adanya aliran dana dari pengembang reklamasi ke Teman Ahok. Teman Ahok adalah organisasi yang didesain Sunny bersama Cyrus Network. Teman Ahok dibentuk untuk mendukung Ahok maju sebagai calon independen dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Salah satu temuan Majalah Tempo, yakni pembelian Toyota Avanza oleh Cyrus untuk mantan anggota staf Ahok, Michael Sianipar. Michael kini menjabat sebagai Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI. Ahok kaget setelah membaca laporan Majalah Tempo.
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama nonton film 3 Srikandi bersama pendukungnya Teman Ahok dan simpatisan warga Jakarta di Balai Sarbini pada Kamis, 24 November 2016. Tempo/Avit Hidayat
Mantan Gubernur DKI ini lalu memanggil Michael untuk dimintai klarifikasi. Michael menjelaskan, pembelian mobil itu berasa dari uang pinjaman. "Mau meminjam uang juga mestinya setahu gue," ujar Ahok dengan nada tinggi.
Hubungan keduanya pun mendingin. Michael pernah berupaya menjenguk mantan bosnya itu yang mendekam di Mako Brimob Depok. Namun, Ahok menolak menyambut kedatangan Michael. Michael lalu menitipkan surat.
Rencana Ahok maju jalur independen lewat gerakan Teman Ahok pun berantakan. Dia memilih maju Pilgub DKI 2017 lewat partai politik. Tiga parpol resmi mendukungnya, yaitu NasDem, Hanura, dan Golkar. Menurut dia, ketiga partai mendukungnya tanpa syarat.
"Syaratnya hanya bangun DKI. Kami harus hargai mereka juga," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu 3 Agustus 2016.