TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan ada usulan agar anggota dewan dapat melakukan tanya jawab dengan dua calon wakil gubernur DKI. Dia berujar tanya jawab ini seperti menguji kelayakan dua calon untuk mendampingi Gubernur DKI Anies Baswedan.
Akan tetapi, tanya jawab ini tak seperti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang dulu dilakukan terhadap tiga calon wagub dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurut Taufik, partai pengusung, PKS dan Gerindra, tak perlu menggelar fit and proper test jika sudah terpilih dua calon.
"Kalau uji kelayakan ketika calonnya lebih dari dua, boleh diuji supaya mendapatkan dua. Kalau udah dua ya ukur aja otaknya siapa yang bego, siapa yang pinter," kata Taufik di lantai 10 Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020.
Politikus Gerindra ini melanjutkan, tanya jawab itu diusulkan berlangsung dalam rapat paripurna pemilihan wagub. Cara ini, tutur dia, juga menunjukkan bentuk pertanggungjawaban dewan terhadap konstituen atas pemilihan wagub.
"Ini bagian dari laporan kami pada publik," ucap dia.
Taufik berujar ada satu usulan lain untuk menambahkan isi draf tata tertib atau tatib pemilihan wagub. Usulannya agar dewan merumuskan apakah voting dalam rapur pemilihan dilakukan secara tertutup atau terbuka.
Dia menyebut dua usulan itu bakal dibahas dalam rapat pimpinan gabungan (rapimgab) hari ini. Dewan, dia menambahkan, tak perlu membentuk panitia khusus (pansus) baru untuk menyusun tatib pemilihan. Menurut Taufik, pembahasan dapat dilakukan dalam rapimgab.
Taufik berujar proses pemilihan hingga mencapai voting calon yang berhak menggantikan posisi mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno itu ditargetkan rampung akhir Februari 2020. Setelah pembahasan draf tata tertib, dewan akan mengesahkan tatib pemilihan dalam rapur.
Kemudian dewan membentuk panitia pemilihan alias panlih wagub. Panlih bertugas memverifikasi seluruh persyaratan dan menyiapkan teknis pemilihan. Proses terakhir barulah dewan menggelar rapur pemilihan wagub DKI.
Dua calon yang memperebutkan kursi DKI 2 itu adalah Ahmad Riza Patria dari Gerindra dan Nurmansjah Lubis, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mereka menggantikan dua calon sebelumnya, yaitu Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu. Agung dan Syaikhu sama-sama kader PKS.