TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersyukur peringkat kemacetan Jakarta dalam tomtom.com kini menurun. Anies menyebut Jakarta ada di posisi ke-10 kota termacet di dunia pada 2019 berdasarkan indeks Lalu Lintas TomTom.
"Alhamdulillah, kita kembali turun 3 peringkat, sesudah turun dari peringkat 4 di 2017 ke peringkat 7 di 2018 dan sekarang peringkat 10 di 2019," kata Anies dalam unggahannya di akun Twitter, @aniesbaswedan, Selasa, 18 Februari 2020.
Meskipun peringkat itu membaik dari tahun sebelumnya, TomTom mencatat terdapat kenaikan perlambatan lalu lintas sebesar 53 persen. Pada 2018, DKI Jakarta menududuki posisi ketujuh kota termacet di dunia. Meski begitu, perlambatan lalu lintas akibat kemacetan di ibukota stagnan di level 53 persen sejak tahun 2018. Hal tersebut menunjukkan belum ada perbaikan dalam tingkat kemacetan di Jakarta.
Tingkat kemacetan di kota-kota lain meningkat. Hal itu yang menyebabkan peringkat kemacetan di Jakarta berubah. Misalnya, Istanbul yang berada di posisi ke 9 mengalami peningkatan kemacetan 2 persen atau Bogota di posisi ke-3 mengalami peningkatan 5 persen.
Anies lalu mengajak warganet untuk bersama-sama mengubah Jakarta. "Mari bersama #UbahJakarta agar segera keluar dari 10 besar kota termacet dunia," cuit dia.
TomTom Traffic Index adalah lembaga pengukur tingkat kemacetan kota-kota di dunia. Lembaga ini mengukur tingkat kemacetan menggunakan data Global Positioning System (GPS) anonim yang dikumpulkan melalui perangkat navigasi sistem dasbor dan smartphone.
Dengan peringkat 10, kemacetan di Jakarta masih lebih baik ketimbang beberapa kota seperti Mumbai, Bogota, dan Manila. Adapun kota termacet di dunia menurut TomTom adalah Bengaluru dengan tingkat perlambatan lalu lintas karena macet sebesar 71 persen
ADAM PRIREZA | LANI DIANA