TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota dewan di Komisi E Bidang Kesra mempertanyakan alasan Tim Sidang Pemugaran atau TSP DKI Jakarta mengeluarkan rekomendasi penyelenggaraan Formula E di Monas, Jakarta Pusat. Beberapa anggota menganggap janggal dikeluarkannya rekomendasi tersebut.
Salah satu anggota, Merry Hotma, menerka-nerka bahwa TSP khawatir keaslian cagar budaya Monas hilang setelah Formula E digelar. Karena itu, dugaan Merry, TSP menerbitkan rekomendasi agar Monas dipulihkan setelah menyarankan kawasan itu boleh dipugar untuk perhelatan Formula E.
"Sejauh mana TSP memahami pemugaran itu sehingga berani memberi rekomendasi boleh dipugar dan setelah itu dipulihkan? Aneh itu rekomendasi. Jadi benar-benar ini asal bapak senang ya," kata Merry saat rapat di Komisi E dengan eksekutif di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Februari 2020.
Anggota Komisi E, Ima Mahdiah, menanyakan TSP apakah sudah melihat seluruh gambar perencanaan Formula E di Monas sehingga berani mengeluarkan rekomendasi tersebut. Politikus PDIP ini justru menganggap Dinas Kebudayaan DKI hanya memanfaatkan TSP dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk menyempurnakan rekomendasi Formula E di Monas. Bahkan, TACB tak pernah mengeluarkan rekomendasi apapun.
"Kalau saya lihat, rapat dari tadi pak kadis (Kepala Dinas Kebudayaan) hanya menjadikan TACB dan TSP kayak formalitas stempel bapak saja karena sebelumnya tidak pernah diajak diskusi," jelas Ima.
"Ini kan ramai karena tiba-tiba pohon ditebang dan ternyata belum ada rekomendasi dari TACB. TSP sebelumnya sudah lihat belum gambar detail untuk mengubah dari cagar budaya Monas?"