TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan enam unit truk dan tiga alat berat di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan. Alat berat itu untuk mengangkut sampah kiriman dari luapan Kali Ciliwung pada Kamis, 20 Februari 2020.
Petugas pemantau Pintu Air Manggarai, Prasetyo Suyatno, mengatakan hingga siang ini ketinggian pintu air Manggarai masih dalam keadaan normal atau setinggi 700 cm. "Kami perkirakan tinggi air akan tetap normal di Manggarai meski di pintu air Depok sempat siaga dua," ujarnya.
Menurut dia, air kiriman dari pintu Depok bakal sampai ke Manggarai sekitar lima jam. Air kiriman tersebut diperkirakan hanya bakal menaikkan muka air setinggi 50 cm di pintu air Manggarai. "Kenaikan tidak sampai menaikkan level menjadi siaga tiga. Kenaikan masih normal atau siaga empat," sebut Prasetyo.
Pada pukul 11.00 WIB, kata dia, pintu muka air baik di Katulampa, Bogor, maupun Depok sudah kembali normal. Ia memperkirakan sejumlah kawasan yang biasa terendam banjir kiriman masih berstatus aman.
Namun, Prasetyo memperkirakan, jika di hulu hujan masih terus menerjang kenaikan muka pintu air juga bakal meningkat. "Kalau meningkat akan kami sampaikan peringatan dini. Kalau sampai saat ini statusnya masih aman," kata dia.
Meski begitu pemerintah telah menyiapkan truk dan alat berat untuk mengangkut sampah kiriman. "Tapi kami pantau keadaan sampah di pintu Manggarai juga masih normal," ujar Prasetyo.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini banjir kepada warga bantaran Sungai Ciliwung akibat kenaikan tinggi muka air di Bendung Katulampa, Bogor.
"Pada pukul 05.00 WIB, ketinggian Bendung Katulampa 110 cm atau siaga 3," kata seorang petugas saat mengumumkan peringatan dini banjir lewat pengeras suara seperti terlihat dalam unggahan akun Twitter @BPBDJakarta, Kamis, 20 Februari 2020.
IMAM HAMDI