TEMPO.CO, Jakarta - Debit air Kali Bekasi sempat meningkat pada Kamis pagi, 20 Februari 2020. Tinggi muka air yang dicatat oleh Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) mencapai 510 sentimeter atau siaga 1.
Akibat peningkatan debit air itu, sejumlah permukiman sempat banjir walaupun hanya di jalan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi mendata titik genangan tertinggi di perkampungan Lebak, Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara atau hilir Bendungan Bekasi. Tinggi genangan di sana mencapai 50-80 sentimeter.
Banjir juga terjadi di Gang Mawar Bekasi Timur akibat limpasan air Kali Bekasi yang membanjiri jalan hingga ketinggian 10 sentimeter.
Di bagian hulu bendungan Kali Bekasi, genangan disebabkan rembesan dari tanggul yang bocor seperti di PGP, Vila Jatirasa, maupun Kemang IFI Graha.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cikeas-Celeungsi, Puarman mengatakan, masyarakat di bantaran kali sampai sekarang masih trauma atas banjir pada awal tahun ini. Saat itu ketinggian air di permukiman ada yang mencapai empat meter lebih. "Waspada boleh, tapi jangan khawatir yang berlebihan," kata Puarman ketika dihubungi pada Kamis, 20 Februari 2020.
Menurut dia, hari ini debit Kali Bekasi mulai meningkat pukul 07.30 WIB, tinggi muka air mencapai 440 sentimeter atau siaga 2. Kiriman dari Bogor terus datang hingga puncaknya pada pukul 09.30 WIB mencapai 510 sentimeter. Hasil pantauan dari hulu, angka tersebut sudah mencapai level tertinggi, sehingga pada pukul 11. 00 air berangsur surut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, walau ada trauma banjir, tetap rasional, tidak perlu khawatir berlebihan," kata Puarman.
Pada banjir besar awal tahun ini, organisasinya mencatat tinggi muka air Kali Bekasi mencapai 600 sentimeter. Beberapa titik pantau sudah tenggelam. Ketika itu, KP2C menetapkan status bahaya, tiga jam sebelum air sampai ke Kali Bekasi. Selama tiga jam itu, ia meminta masyarakat melakukan evakuasi.
"Mulai sekarang ikuti saja panduan-panduan kami, jangan terpengaruh dengan media sosial," kata dia.
Wakil Satgas BPBD Kota Bekasi, Karsono juga meminta masyarakat tetap tenang ketika mendapatkan informasi kenaikan debit Kali Bekasi. Ia meminta kepada masyarakat untuk mengakses informasi dari sumber yang kredibel. "Tetap tenang, jangan panik yang berlebihan," kata dia.
Menurut dia, ketika panik berlebihan maka ada potensi menyebarkan informasi yang tidak akurat. Hal ini memicu kegaduhan di masyarakat soal ancaman banjir besar. "Kami juga selalu update informasi kepada masyarakat, selalu siaga dengan perlengkapan evakuasi," kata dia.