TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar heran atap sekolah roboh diterpa hujan padahal baru direhabilitasi setahun yang lalu. Atap runtuh itu terjadi pada delapan ruang kelas SMKN 24 Bambu Apus, Cipayung, Jumat dinihari.
Delapan ruang Kelas X SMKN itu yang ambruk itu baru direhab berskala berat pada alokasi anggaran daerah 2018. "Heran juga, kenapa rehabilitasi tahun 2018 dan hujan tidak terlalu besar kok bisa runtuh," kata Anwar saat meninjau lokasi kejadian, Jumat siang.
Anwar berniat memanggil pihak kontraktor, PT Daudos Mauli, untuk mengklarifikasi faktor utama penyebab atap runtuh yang menimpa delapan dari 17 ruang kelas di SMKN 24 Bambu Apus.
Selain meminta keterangan kontraktor, Pemkot Jakarta Timur juga akan memanggil Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari proyek rehabilitasi bangunan ambruk itu.
Menurut Wali Kota Jakarta Timur itu, peristiwa tersebut penting menjadi perhatian seluruh pihak sebab menyangkut keselamatan siswa maupun tenaga pengajar di sekolah. "Kita Pemkot Jaktim sangat prihatin. Ini harusnya tidak boleh terjadi lagi, ternyata masih terjadi lagi. Kalau kejadian siang hari, banyak yang belajar, korban pasti banyak," ujarnya.
Peristiwa atap runtuh di SMKN 24 Bambu Apus dilaporkan terjadi pukul 02.45. Pihak sekolah sebelum kejadian sempat melihat gejala tidak wajar dari konstruksi atap baja ringan yang melengkung.
"Kami sudah sampaikan pemberitahuan kepada Sudin Pendidikan serta kontraktornya, tapi tidak ada respons sampai akhirnya ambruk seperti sekarang," kata Kepala SMKN 24 Bambu Apus Tri Eryani.
Akibat atap sekolah roboh yang diduga karena hujan disertai angin kencang pada Jumat dinihari itu, aktivitas belajar-mengajar sebanyak 600 lebih siswa kelas X terpaksa dipindah ke ruang kelas XI. Pada saat ini, kelas XI kosong karena siswanya sedang menjalani magang di luar sekolah.