TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia perwakilan Provinsi DKI Jakarta menyatakan keuntungan ekonomi Formula E di Ibu Kota tak akan sebesar Asian Games. Namun gelaran itu bakal memberi dampak ekonomi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Hamid Ponco Wibowo mengatakan BI tengah mengkaji potensi keuntungan ekonomi yang bakal didapatkan dari penyelenggaraan balap mobil listrik itu di Ibu Kota.
"Kami sempat membuat simulasi. Tapi jangan dibayangkan Formula E sebesar Asian Games," kata Hamid di Restoran Penang Bisro, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Februari 2020. "Jadi tidak bisa dibandingkan. Yang pasti ada juga implikasi ekonominya."
Ia menuturkan kegiatan Formula E bakal memberikan dampak ekonomi karena bakal ada beberapa rangkaian acara sebelum adu cepat mobil listrik itu dimulai pada 6 Juni mendatang. Beberapa kegiatan ekonomi mulai dari restoran, UMKM sampai hotel bakal menerima keuntungan dalam penyelenggaraan ini.
"Akomodasi, makanan dan minuman pasti akan meningkat. Jadi pasti memberikan efek ekonomi," ujarnya. "Besarnya berapa kami masih hitung."
Hamid menegaskan masyarakat jangan membandingkan Formula E dengan Asian Games. Sebab, Asian Games 2018 dilaksanakan selama dua pekan dan menghabiskan Rp 14 triliun.
Sementara penyelenggaraan Formula E hanya terjadi sehari, tapi bakal dilakukan selama lima tahun. Anggaran penyelenggaraan Formula E mencapai Rp 1,6 triliun. "Jadi jangan dibayangkan seperti Asian Games."