TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat motorsport M. Wahab S. mengatakan Formula E 2020 yang akan diadakan di Jakarta pada 6 Juni 2020 penting sebagai upaya mempromosikan energi ramah lingkungan. Hal itu ia sampaikan saat acara Community Gathering Formula E di Hotel Morissey, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam, 29 Februari 2020.
Menurut dia, perhelatan Formula E sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Ia juga mengatakan Jakarta kerap dinobatkan sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi. "Program ini menggerakkan penggunaan renewable energy," ucap Wahab.
Ia menjelaskan dalam balapan Formula E terdapat banyak aspek terkait ramah lingkungan. Selain tak menggunakan bahan bakar fosil, balapan mobil listrik itu menggunakan ban yang merupakan daur ulang. "Formula E hanya memperbolehkan pembalap menggunakan satu ban tipe all weather. Itu 100 persen recycle," ucap dia.
Wahab mengatakan Formula E 2020 juga mengharuskan penyelenggaranya menggandeng komunitas otomotif. Hal itu, lanjut dia, bertujuan untuk mendorong mereka menjadi duta program ramah lingkungan yang digaungkan oleh ajang balap mobil elektrik itu.
Lomba balap Formula E 2020 rencananya akan digelar di kawasan Monumen Nasional alias Monas, Jakarta Pusat. Pemerintah DKI sudah melakukan uji coba pengaspalan sirkuit di sana.
Pengaspalan dikerjakan pada Jumat malam pekan lalu di area jalan yang terbuat dari coblestone atau batu alam di kawasan Merdeka Timur sisi Gambir. Uji coba tersebut merupakan instruksi langsung dari Dewan Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka. Tujuannya ialah untuk mengetahui dampak aspal dari lomba Formula E dan revitalisasi Monas yang dikerjakan Pemprov DKI.
Usai uji coba, Tim asistensi Komisi Pengarah Medan Merdeka mengambil sampel sisa aspal yang membekas. Tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini juga mengambil sampel tanah di tempat revitalisasi Monas.
Dalam pengambilan sampel, ditemukan masih banyak aspal yang tersisa di sela-sela batu cobble stone yang ada di kawasan uji coba. "Kami bisa saksikan itu masih membekas aspalnya. Kalau kemarin disampaikan semua mulus segala macam, ternyata tidak," kata Ketua tim asistensi Bambang Hero di Monas, Rabu, 26 Februari 2020.
Selain itu, lanjut Bambang, sisa- sisa aspal juga ditemukan dibalik pembatas jalan dengan taman yang berada di kawasan Tenggara Monas. Dalam pengambilan sampel tanah dan aspal, tim asistensi juga turut mengukur panjang dan lebar dari lapisan sampel yang diambilnya.
ADAM PRIREZA | TEMPO.CO