TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi menolak revitalisasi Monas dan penghentian Formula E sempat bentrok. Seorang petugas pengamanan dalam wanita mengalami pemukulan sehingga membuat bagian bibirnya terluka.
Ayu Indra Zunita, 20 tahun, terluka imbas terpukul massa demonstrasi yang berusaha menerobos masuk ke dalam kawasan tempat Gubernur DKI Anies Baswesan bertugas, pada Rabu, 4 Maret 2020.
"Saya kena sikut perempuan yang mencoba masuk ke dalam Balai Kota DKI," kata Ayu saat ditemui di Balai Kota DKI. Bibir kanan atas Ayu terlihat jontor imbas hantaman massa yang memaksa masuk.
Ayu menuturkan awalnya massa Gerakan Jaga Indonesia (GJI) berorasi di depan gerbang Balai Kota DKI. Namun, menjelang petang dua perempuan dari massa GJI naik ke pagar dan mencoba menerobos masuk.
Saat dua perempuan itu masuk, petugas Satuan Polisi Pamong Praja sempat ingin menghalangi mereka. Namun, mereka mengejek petugas Satpol PP pria yang mau menjaga perempuan yang ingin masuk. "Masa beraninya sama cewek," ucap Ayu menirukan salah seorang pengunjuk rasa.
Akhirnya, petugas keamanan gedung mengerahkan Pamdal wanita untuk membentuk pagar menghalangi dua perempuan yang sudah loncat dari pagar dan masuk ke dalam Balai Kota. Saat dihalangi Pamdal wanita, kata Ayu, massa itu marah dan terus berontak.
Massa lalu memukul-mukul penjaga yang menghalangi mereka masuk. "Teman saya kerudungnya dijambak-jambak. Terus ada massa lagi yang naik. Saya tetap jagain dan kena sikut sampai berdarah," ujarnya. "Akhirnya saya diminta balik."
Ketua GJI Boedi Djarot malah menyalahkan penjagaan yang dilakukan pamdal. Menurut dia, seharusnya Pamdal tidak melakukan penjagaan karena mereka ingin menemui Anies. "Yang jaga yang enggak benar."
Massa yang dipimpin Boedi meminta Anies menghentikan revitalisasi Monas dan penyelenggaraan Formula E. Menurut dia, revitalisasi dan penyelenggaraan Formula E merusak kawasan Monas. "Revitalisasi itu merusak cagar budaya," ujarnya.