TEMPO.CO, Jakarta -Para pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menyatakan permintaan warga terhadap jahe merah sangat tinggi akhir-akhir ini, terkait banyak warga menggunakan bahan itu untuk jamu yang diyakini mampu menangkal virus Corona.
Akibat kenaikan permintaan itu, pedagang sempat kehabisan persediaan jahe merah. Salah satunya dialami oleh pedagang rempah Saeni, 42 tahun.
"Saya baru punya jahe merah itu kemarin, hari-hari sebelumnya enggak punya," kata Saeni saat ditemui Tempo di lapak dagangannya, Ahad, 8 Maret 2020.
Ketika persediaan jahe merah sudah kembali ada, ujar Saeni, harganya telah naik di tingkat distributor. Untuk itu, ia pun menjual jahe merah tersebut kepada warga dengan harga tinggi yakni Rp 75 ribu per kilogram. Padahal menurut Saeni, harga jahe merah sebelum adanya kasus virus corona hanya berkisar Rp 45 ribu.
Pedagang lain yang mengalami nasib serupa adalah Imas, 45 tahun. Dia mengaku juga baru memiliki stok jahe merah sejak Sabtu, 7 Maret 2020. Dia membeli jahe tersebut dengan harga tinggi di tingkat distributor.
"Sekarang saya jualnya Rp 80 ribu sekilo, karena saya belinya saja Rp 70 ribu," kata dia.
Selain jahe merah, Saeni mengaku juga sempat kehabisan persediaan temulawak. Dia mengatakan baru bisa menjual bahan yang biasa dipakai sebagai jamu itu per hari ini. Harga jual temulawak dipatoknya Rp 40 ribu per kilogram. Padahal di hari-hari biasa, temulawak hanya dipasarkan Rp 15 ribu per kilogram.
"Bahkan pada hari Selasa dan Rabu kemarin harganya sempat Rp 80 ribu sekilo. Tapi saya gak punya stok waktu itu," ujar Imas tentang derasnya permintaan jahe merah yang dihubungkan sebagai bahan jamu pencegah terjangkit virus Corona.