TEMPO.CO, Bekasi - Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi merawat 72 anak pasien demam berdarah dengue (DBD) selama tiga bulan terakhir. Jumlah pasien meningkat pada periode Februari 2020.
Kepala Seksi Pelayanan RSUD Kota Bekasi, Librianti Tan, mengatakan berdasarkan catatan jumlah pasien demam berdarah pada Januari 2020 mencapai 18 orang. Kemudian pada Februari meningkat menjadi 39 anak. Memasuki Maret, per Selasa, 10 Maret 2020, jumlah anak yang mengalami demam berdarah sebanyak 15 anak.
Semua pasien DBD di RSUD Kota Bekasi, lanjut Librianti, mendapatkan penanganan maksimal. Menurut dia, tak ada pasien yang mengalami syok karena dehidrasi atau masuk ke ruang ICU. "Rata-rata perawatan selama lima hari atau setelah trombositnya naik," tutur Librianti, Selasa, 10 Maret 2020.
Sebagai rumah sakit tipe B, ia menyebut, RSUD Kota Bekasi siap menerima pasien demam berdarah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini. Librianti menuturkan rumah sakit menjamin ketersediaan kamar atau tempat tidur bagi pasien. Sebab, pasien DBD bisa digabung dengan pasien lainnya, kecuali pasien menderita infeksi.
"Penanganan pasien demam berdarah lebih fokus pada pencegahan dehidrasi. Jangan sampai kekurangan cairan yang menyebabkan syok," kata Librianti.
ADI WARSONO