TEMPO.CO, Bogor - Gempa Sukabumi 5,5 Magnitudo yang menghancurkan beberapa rumah di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor memaksa penghuninya harus tidur di tenda-tenda darurat.
Bahkan anak-anak kecil korban gempa Sukabumi itu ikut tidur di tenda yang beratapkan terpal dan berlantaikan tikar tanpa ada dingding penutup.
Asep Humaidi, 43 tahun, menyebut puluhan jiwa mengungsi karena syok dan rumahnya hancur akibat gempa. "Anak-anak dibawa sama ortunya karena khawatir gempa susulan," ucap Asep, Selasa malam, 10 Maret 2020.
Asep mengatakan sedikitnya 20 kepala keluarga yang berasal dari wilayah Kampung Cisalada, Desa Purwabakti mengungsi ke tenda darurat yang dibangun swadaya oleh warga setempat di lapangan terbuka yang berada di dua wilayah rukun warga, yakni RW 06 dan 07.
Asep menyebut di dua pengungsian tersebut, setidaknya 50 jiwa dari RT. 01 dan 04 RW 06, serta RT. 01/07 mengungsi dan tidur di sana. "Dari 50 itu, jumlah anak-anaknya ada 20 masih batita atau usia 2-3 tahunan," ucap Asep.
Alasan puluhan jiwa dari Dusun 3 Purwabakti tersebut mengungsi karena mengalami trauma yang sangat.
Selain itu belasan diantaranya, pengungsi tersebut karena rumahnya hancur dan tidak bisa dihuni