TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan akan menemui remaja pelaku pembunuhan anak berinisial NF di Rumah Sakit Polri Kramatjati siang ini.
Dia mengaku diminta penyidik untuk melakukan assesment terhadap NF. "Setelah itu kita akan memberikan rekomendasi, apa yang patut dilakukan penyidik dalam menangani kasus (pembunuhan anak) tersebut," kata Arist di Polda Metro Jaya pada Kamis, 12 Maret 2020.
Walau belum bertemu langsung dengan NF, Arist coba menyampaikan analisanya tentang tindakan sadistis remaja perempuan berumur 14 tahun itu. Berdasarkan pengalamannya mendampingi anak, Arist menganggap bahwa tindakan NF tidak berdiri sendiri. Ada sejumlah faktor yang ikut berkontribusi.
Faktor pertama adalah dugaan kesalahan dalam pengasuhan. Dari pemeriksaan di awal oleh penyidik, kata Arist, ditemukan gambar-gambar hasil karya NF yang banyak menyebut tentang ayahnya. Seperti diketahui, NF juga tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
"Seperti kehilangan kerinduan," ujar Arist.
Baca Juga:
Faktor selanjutnya menurut Arist adalah kondisi mental dan kejiwaan. Menurut dia, NF mengalami gangguan bahkan mengarah kepada psikopat. Beberapa ciri-cirinya yang menguatkan dugaan ini, ujar Arist yaitu bahwa NF memiliki gambar yang menyebutkan sasarannya untuk berbuat sadistis. NF juga mulai mengejar kecoa dan binatang kecil lainnya.
"Psikopatnya sendiri terlihat pada adik temannya yang dibenamkan dalam bak, korban dipancing dengan mainan. Itu adalah strategi dia (pelaku). Kemudian korban ditutup dengan pakaian bekas dan disimpan. Tidak ada rasa menyesal dari pelaku," kata Arist
Selain pengasuhan dan kondisi mental, Arist juga menyinggung soal pengaruh penggunaan gadget dan tontonan berbau kekerasan yang dilihat pelaku secara berkala. Tontonan yang menunjukkan adegan kekerasan disebut bisa berpengaruh terhadap tindakan anak.
"Dunia anak adalah dunia yang mengimitasi," kata Arist.