TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan virus Corona atau Covid-19 bakal lebih berbahaya jika sampai menyebar ke permukiman padat atau kumuh. Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman DKI Jakarta, Sri Suharti, mengatakan sejauh ini Covid 19 menyebar di permukiman dengan kategori tidak kumuh.
"Kami temukan untuk saat ini dan mudah-mudahan tidak terjadi sebaliknya bahwa masih banyak terjadi (temuan penderita corona) di pemukiman yang bukan pemukiman umum," kata Suharti di Balai Kota DKI, Kamis, 12 Maret 2020.
Ia menuturkan Gubernur DKI Anies Baswedan telah menyampaikan instruksi kepada jajarannya untuk memitigasi dengan maksimal pencegahan Corona agar tidak meluas. Berdasarkan kajian pemerintah, kata Suharti, Covid-19 bakal lebih bahaya kalau masuk ke wilayah padat penduduk.
Sebab, tutur dia, sirkulasi udara di kawasan padat penduduk tidak bagus. Menurut dia, penduduk dengan kondisi rumah kurang baik dan berada di permukiman kumuh tidak punya fasilitas di rumah untuk melakukan self karantina. "Ini yang kami waspadai," sebut Suharti.
Pemprov DKI Jakarta mengumumkan hingga Kamis, 12 Maret 2020, Posko Tim Tanggap COVID-19 sudah dihubungi 3.892 orang yang ingin mencari tahu info soal pasien Corona. Umumnya mereka bertanya kepada call center 112 dan 119 mengenai 98 orang dalam pantauan (ODP) dan 103 pasien dalam pengawasan (PDP).
"Hingga data yang didapatkan pada 11 Maret 2020 petang, 3.892 orang mencari tahu mengenai COVID-19 dari semua saluran baik 112/119 dan nomor wa kami," kata Ketua Tim Tanggap COVID-19 DKI Jakarta Catur Laswanto di Balai Kota Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020.
IMAM HAMDI