TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta memberlakukan pembatasan sosial (social distancing) untuk antisipasi penularan corona terhadap penumpang di stasiun dan gerbong.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhammad Kamaluddin, menyebut satu kereta hanya dapat diisi oleh 60 penumpang.
"PT MRT Jakarta tetap menerapkan pembatasan 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian," kata Kamaluddin dalam keterangan tertulisnya, Senin malam, 16 Maret 2020.
Menurut Kamaluddin, social distancing di MRT dilakukan dengan menjaga jarak antarpenumpang minimal satu meter. Ini berlaku ketika penumpang mengantre di dalam atau luar stasiun.
"Calon penumpang diharapkan dapat mengikuti arahan dari petugas MRT Jakarta di stasiun," ucap dia.
PT MRT, Kamaluddin melanjutkan, juga tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19). Salah satunya dengan memeriksa suhu tubuh calon penumpang dan mengimbau menggunakan pembersih tangan atau hand sanitizer.
"PT MRT Jakarta mengimbau agar setiap calon penumpang dapat menjaga kesehatan dan kebersihan diri sebagai bagian dari upaya bersama menekan laju penyebaran Covid-19," ujar dia.
PT MRT Jakarta mengembalikan waktu operasional kereta seperti semula. Dengan begitu, jam keberangkatan kereta kembali menjadi pukul 05.00-24.00 WIB. Jarak kedatangan kereta atau headway juga tetap 5 menit di jam sibuk dan 10 menit di luar jam sibuk.
Sejak Senin pagi, PT MRT membatasi jumlah rangkaian dan headway kereta untuk mencegah penularan corona di moda transportasi itu. Tujuannya agar menekan interaksi antarpenumpang di stasiun dan dalam kereta. Namun, yang terjadi justru antrean penumpang mengular karena lamanya kereta datang.