TEMPO.CO, Jakarta -Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mencurigai kenaikan harga gula pasir saat ini diakibatkan ulah spekulan yang melakukan penimbunan, di tengah wabah virus Corona.
Nana mengatakan pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut dugaan itu.
Baca Juga:
"Satgas pangan akan melakukan upaya penyelidikan langkanya gula, mungkin (karena) ada penimbunan atau hal lain," ujar Nana di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Jumat, 20 Maret 2020.
Nana mengatakan pihaknya tak akan segan mempidanakan para penimbun tersebut. Sebab, saat ini gula menjadi salah satu kebutuhan yang paling dicari menjelang masuknya bulan Ramadan.
"Pangan yang lain tidak terasa ada kesulitan dan kenaikan, cuma gula. Makanya kami akan antisipasi dan ada indikasi ke penimbunan," ujar Nana.
Hari ini, Polda Metro Jaya bersama Bulog DKI Jakarta melakukan operasi pasar di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Dalam operasi pasar itu, aparat Polda Metro Jaya membantu mendistribusikan gula pasir murah yang dijual seharga Rp 25 kilogram untuk 2 kilogram.
Harga tersebut cukup murah dibanding yang dijual pedagang di Pasar Palmerah, yaitu seharga Rp 17 - 18 ribu per kilogram.
Namun, pembelian gula pasir ini pun dibatasi, yakni hanya 2 kilogram untuk 1 orang. Polda Metro Jaya dan Bulog menyetok 10 ton gula pasir dalam operasi pasar kali ini.
Salah satu penyebab kenaikan harga gula pasir merupakan imbas dari menipisnya stok komoditas tersebut. Hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah yang menutup impor dari Cina menyusul merebaknya wabah virus Corona atau COVID-19.