TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai hari ini membatasi operasional transportasi publik untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
PT Transjakarta akan mengoperasikan bus mereka mulai pukul 06.00-20.00 WIB. Sebelumnya, bus Transjakarta beroperasi mulai pukul 05.00-24.00 WIB.
"Layanan kami, ketika penumpang sudah masuk terakhir di jam 20.00, namun pelanggan yang sudah ada di dalam halte, itu akan dipastikan terangkut," kata Plt Direktur Utama PT Transjakarta, Yoga Adiwinarto pada Jumat, 20 Maret 2020.
Yoga menjelaskan, angkutan malam juga akan ditiadakan mulai Senin pekan depan. Kapasitas bus, kata dia, juga akan dibatasi. Adapun bus gandeng yang mulanya dapat mengangkut 150 penumpang akan dibatasi menjadi 60 saja. Kemudian bus single akan dibatasi menjadi 30 penumpang di dalamnya.
Sejumlah penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 21 Maret 2021. PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) telah melakukan penambahan dua rangkaian KRL Bogor ke Jakarta dalam sehari untuk mendukung kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak ('social distancing') dan menghindari kerumunan orang di transportasi publik sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 terutama di dalam kereta. ANTARA
Yoga mengatakan Transjakarta meniadakan layanan rute nonBRT, Royal Trans, perbatasan, dan Metrotrans. Pihaknya hanya akan mengoperasikan rute di dalam koridor saja. Transjakarta, kata Yoga, selalu memastikan bus dan haltenya secara rutin dibersihkan dengan cairan disinfektan. "Pada halte-halte ujung koridor itu akan kami lap dan bersihkan dengan disinfektan di setiap handgrip dan tempat duduk," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan tak cuma Transjakarta yang batasi operasionalnya, tapi juga semua layanan transportasi seperti MRT Jakarta, dan LRT.
"Keseluruhannya (akan beroperasi) mulai jam 06.00 sampai dengan jam 20.00," kata Syafrin melalui live streaming di Balai Kota DKI, Jumat, 20 Maret 2020.
Ia menuturkan pada prinsipnya untuk headway transportasi bakal tetap sama, seperti LRT misalnya, yang akan tiba setiap 10 menit. "Yang akan kami tegaskan adalah bahwa kepada masyarakat yang akan menggunakan layanan angkatan umum kami imbau untuk selalu menjaga social distancing," ujarnya.
Masyarakat, kata dia, harus menjaga jarak aman antar penumpang minimal 1 meter sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). "Kemudian antrean penumpang itu tidak akan ada di dalam halte atau stasiun," ujarnya.
Pembatasan operasional juga dilakukan oleh PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI.
"Sesuai koordinasi kami dengan Kementerian Perhubungan dan PT KCI, maka operasional KRL juga akan menyesuaikan dengan layanan transportasi Jakarta, yaitu akan beroperasi mulai jam 06.00 sampai 20.00 WIB," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo dalam keterangan tertulis yang diunggah di laman ppid.jakarta.go.id pada Sabtu, 21 Maret 2020.
Selain membatasi waktu operasi transportasi publik, ujar Syafrin, jumlah perjalanan juga akan dikurangi. Yaitu dikurangi menjadi 276 KRL dari 991 KRL per hari atau sekitar 28 persen. Perjalanan KRL yang dikurangi adalah perjalanan sebelum pukul 06.00 dan sesudah pukul 20.00.
Pembatasan juga berlaku bagi jumlah penumpang setiap gerbong kereta dengan tetap mempertahankan headway atau jarak antarmoda untuk menjaga jarak aman antar penumpang atau social distancing measure.
Selain itu, lanjut Syafrin, Pemprov DKI Jakarta juga akan meniadakan Kebijakan Ganjil Genap untuk sementara. Berbagai langkah ini diambil agar semakin kecil potensi penyebaran COVID-19 di sektor perhubungan.