TEMPO.CO, Depok – Setelah sempat tertunda, 2.400 alat rapid test corona atau test massal dari pemerintah pusat telah tiba di Kota Depok.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan keterlambatan alat itu diakuinya karena proses pendistribusian yang memakan waktu. “Dari kemenkes ke provinsi. Panjang banget rantainya lama nggak datang-datang,” kata Novarita dikonfirmasi, Rabu 25 Maret 2020.
Sesuai jadwal dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, seharusnya Kota Depok sudah melakukan rapid test sejak kemarin, namun terkendala alat pelaksanaannya ditunda. “Palingan Kamis lah (pelaksanaannya). Tapi gimana teknisnya ini yang mau dibahas,” kata Novarita.
Ia mengatakan secara garis besar pelaksanaan rapid test hanya diutamakan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Depok. “Pokoknya orang-orang yang terindikasi lah. Jadi nggak ada orang yang datang-datang minta. Kalau nggak ada keterkaitan sama Covid-19 mah nggak dikasih,” kata Nova.
Diketahui pelaksanaan rapid test telah diatur oleh Wali Kota Depok, Mohammad Idris yakni untuk ODP pelaksanaannya di seluruh Puskesmas se-Kota Depok, sementara untuk PDP dilaksanakan di masing-masing rumah sakit yang merawat PDP.
“Selain ODP dan PDP ada warga yang diprioritaskan untuk rapid test yakni petugas pelayanan langsung, dan tenaga kesehatan yang tidak menggunakan APD saat kontak erat dengan pasien positif,” kata Idris, Senin 23 Maret 2020.