TEMPO.CO, Jakarta - Baznas Provinsi DKI secara simbolis menyerahkan bantuan empat bilik disinfektan bernama Ruang Basmi Kuman kepada Pemprov Jakarta dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona alias Covid-19. Ketua Baznas DKI Ahmad Luthfi Fatullah, mengatakan keempat bilik tersebut ditempatkan di halte bus Transjakarta di Harmoni, Balai Kota DKI, Dinas Kesehatan Jakarta, dan Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit.
"Besok ada empat lagi dan hampir setiap hari kami akan coba untuk memperbanyaknya. Kalau ketersediaan alatnya ada maka kami akan membuat semaksimal mungkin. Niatnya seratus (bilik)," kata Luthfi dalam konferensi pers yang disiarkan lewat kanal Youtube resmi Pemprov DKI pada Jumat, 27 Maret 2020.
Ruang Basmi Kuman itu berbentuk seperti terowongan yang diletakkan di depan pintu masuk fasilitas umum. Di dalamnya terdapat alat dengan sistem humidifier yang akan mengeluarkan embun berbahan Benzalkonium Chloride.
Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Bazis DKI Jakarta Saat Suharto, mengatakan teknik humidifier yang dipakai lebih bagus daripada bilik disinfektan dengan sistem disemprotkan. Adapun bahan dasar yang digunakan, kata dia, berstatus food grade. "Jadi kalaupun terhirup InshaAllah aman" tutur dia.
Berdasarkan situs resmi corona.jakarta.go.id, hingga 26 Maret 2020 pukul 18.00 WIB, sebanyak 515 kasus pasien positif terinfeksi virus corona alias Covid-19 tercatat di Ibukota. Sebanyak 324 orang di antaranya masih menjalani perawatan isolasi di sejumlah rumah sakit, sementara 1.113 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Situs tersebut mencatat, 29 orang yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 telah sembuh dan 49 orang meninggal akibat penyakit yang berasal dari Wuhan, Cina itu. Berdasarkan peta yang ada di situs itu, terlihat ada 13 rumah sakit yang dapat menjadi rujukan pasien terkait Covid-19 yang tersebar di lima wilayah Jakarta.
Sebanyak 1.895 orang di DKI Jakarta juga terdaftar sebagai orang dalam pemantauan (ODP), di mana 468 orang masih menjalani proses pemantauan dan 1.427 sisanya telah selesai dipantau oleh Dinas Kesehatan terkait. Adapun orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 916 orang, dengan rincian 609 orang masih menjalani perawatan sementara 307 orang telah sembuh dan pulang.
Secara akumulasi jumlah ODP dan PDP, wilayah Jakarta Selatan menempati posisi paling tinggi, yaitu 459 orang. Setelahnya ada Jakarta Timur 325 orang, Jakarta Utara 323 orang, Jakarta Barat 307 orang, luar Jakarta 359 orang, dan tidak diketahui 806 orang.